kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

SMCB meraih pinjaman Rp 1 triliun


Senin, 03 November 2014 / 07:00 WIB
SMCB meraih pinjaman Rp 1 triliun
ILUSTRASI. GoPay akan dikembangkan menjadi aplikasi sendiri.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) menambah utang baru. Produsen semen yang induknya bermarkas di Swiss ini baru saja memperoleh pinjaman Rp 1 triliun dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. Dalam laporan keuangan kuartal III tahun ini SMCB menuliskan telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman jangka panjang, Senin (27/10).

Pinjaman tersebut untuk membiayai kembali atau refinancing utang ke induk, Holderfin BV The Netherlands. Total utang SMCB ke induk usahanya ini Rp 1,25 triliun. Ini adalah pinjaman subordinasi jangka panjang atau junior note dengan pokok US$ 60 juta.

Selain membayar pinjaman kepada induk, SMCB juga berencana refinancing utang pada perusahaan pembiayaan lain. Produsen semen ini mempunyai pinjaman perbankan sekitar Rp 3,71 triliun.

Dari laporan keuangan kuartal III tahun ini, pinjaman bank jangka pendek SMCB Rp 1,2 triliun. Pinjaman tersebut dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Rp 450 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 275 miliar, dan Standard Chartered Bank Rp 250 miliar.

Ada pula pinjaman pada Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Rp 145 miliar, Standard Chartered Bank Malaysia Berhad Rp 50,15 miliar, Malayan Banking Berhad Rp 22,17 miliar, dan Citibank Berhad sekitar Rp 14,9 miliar.

SMCB juga memiliki utang jangka panjang Rp 2,51 triliun. Utang tersebut terdiri dari utang Export Credit Agency (ECA) ke KfW IPEX-Bank GmbH Rp 2,05 triliun, Rp 250 miliar dari Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, dari PT Bank Mizuho Indonesia Rp 475 miliar, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Rp 200 miliar, serta Standard Chartered Bank Malaysia Berhad Rp 91,35 miliar.

Sebelumnya, Direktur Keuangan SMCB Kent Carson menjelaskan akan menarik pinjaman Rp 2 triliun di kuartal IV tahun ini. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 1,2 triliun akan digunakan sebagai refinancing utang. Kemudian, sebanyak Rp 800 miliar untuk mendanai belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan.

Laba menyusut

Pada kuartal III–2014, laba bersih SMCB Rp 569,69 miliar, merosot 4,91% dari Rp 599,13 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Akibatnya, laba bersih per saham SMCB tergerus dari Rp 78 menjadi Rp 74 per saham.

Penurunan laba bersih lantaran beban pokok penjualan Holcim meningkat 16,96% year-on-year (yoy) menjadi Rp 5,38 triliun. Penjualan SMCB  kuartal III tahun ini hanya tumbuh 9,17% dari Rp 6,87 triliun ke Rp 7,5 triliun.

Tak ayal, laba kotor SMCB ikutan turun 6,17% menjadi Rp 2,13 triliun. Laba usaha perusahaan ini pun anjlok 28,64% menjadi Rp 955,51 miliar. Ini karena SMCB tak mampu membendung kenaikan beban usaha, seperti distribusi, penjualan, dan administrasi.

Padahal, penjualan semen Holcim masih naik 9,26% menjadi Rp 6,25 triliun. Penjualan beton  tumbuh 9% menjadi Rp 1,21 triliun. Tapi, penjualan agregat memang sedikit terkikis 5,45% menjadi Rp 35,02 miliar.

Analis Mandiri Sekuritas Liliana S. Bambang dalam riset 31 Oktober 2014 menulis, akibat penurunan kinerja tersebut margin laba SMCB melemah. Di kuartal III tahun ini, margin laba kotor SMCB hanya 27%, padahal pada periode yang sama tahun lalu, margin SMCB mencapai 37%.

"Sumber kami di SMCB menunjukkan bahwa margin yang lemah di kuartal III tahun ini abnormal," ujar Liliana. Dia menulis, ini karena penggunaan batubara kalori tinggi untuk pabrik Tuban I. Sebab, pabrik Tuban I masih dalam garansi kontraktor. Kontraktor meminta agar Tuban I menggunakan batubara kalori tinggi sebagai ganti batubara kalori menengah.

Liliana bilang, pencapaian laba SMCB di kuartal III ini hanya memenuhi 50% target konsensus. Walhasil, ia harus menurunkan proyeksi kinerja SMCB hingga akhir tahun ini. Dia akhirnya menyarankan netral pada saham ini di Rp 2.700. Harga SMCB turun 2,89% di Rp 2.350 di Jumat (31/10).       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×