Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Impian PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) untuk membangun pabrik baru di Tuban, Jawa Timur, akhirnya kesampaian juga. Setelah tertunda hampir dua tahun, SMCB berencana memulai peletakan batu pertama pabrik berkapasitas produksi 1,6 juta ton per tahun ini pada awal tahun depan.
Manajer Komunikasi Perusahaan SMCB Budi Primawan mengatakan, perusahaannya kini sedang mencari pendanaan dari luar untuk membiayai pembangun pabrik ini. "Kemungkinan besar berupa pinjaman perbankan," ujarnya, akhir pekan lalu. Manajemen SMCB memperkirakan pembangunan pabrik baru itu itu akan menghabiskan dana hingga US$ 400 juta.
Budi melanjutkan, SMCB sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa bank lokal dan asing serta berapa lembaga pembiayaan terkait rencana ini. Namun, ia belum bersedia memberikan informasi mengenai nama para calon kreditur, termasuk target dana yang bakal diserap SMCB dari pinjaman ini.
SMCB berharap, proses negosiasi kredit ini akan menemui kesepakatan secepatnya. Sebab, SMCB menargetkan pembangunan pabrik ini dimulai pada awal tahun depan. Targetnya pabrik di Tuban sudah bisa mulai beroperasi pada pertengahan 2013.
Peluang SMCB untuk mendapatkan utang cukup besar. Sebab, pada semester I-2010, nilai utang SMCB ke sejumlah lembaga keuangan dan bank turun dari Rp 2,95 triliun pada semester I-2009, menjadi hanya sekitar Rp 2,02 triliun. Jadi, rasio utang terhadap ekuitasnya turun dari 1,53 kali menjadi 1,02 kali. Total utang yang jatuh tempo tahun ini Rp 276,34 miliar.
Saat ini, SMCB baru memiliki dua pabrik semen yang terletak di Narogong, Jawa Barat, dan Cilacap, Jawa Tengah. Kedua pabrik ini memiliki total kapasitas produksi semen mencapai 8,3 juta ton per tahun. Dari kedua pabrik ini, tahun lalu SMCB menguasai 14% dari konsumsi semen nasional. "Ekspor kami hanya 10% dari total produksi," katanya.
Selama paro pertama 2010, SMCB meraih pendapatan Rp 2,85 triliun, meningkat 8,51% dibandingkan semester I-2009 sebesar Rp 2,63 triliun. Adapun laba bersihnya naik dari Rp 279,99 miliar menjadi Rp 386,45 miliar.
Lonjakan laba bersih itu terjadi berkat kenaikan penjualan dan utang perusahaan yang menciut. Sebab, per 30 Juni lalu, beban bunga SMCB terpangkas 43,39% dari sekitar Rp 236,48 miliar menjadi Rp 133,87 miliar.
Kemarin (6/9), harga saham SMCB naik 3,33% menjadi Rp 2.350 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News