Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mendapatkan utang dari sindikasi bank lokal dan bank asing. Total nilai pinjamannya Rp 1 triliun.
SMCB akan menggunakan sebagian utang tersebut untuk membiayai akuisisi pabrik semen Malaysia. "Total dana untuk akuisisi sekitar Rp 500 miliar," kata Manajer Komunikasi Perusahaan Budi Primawan, kemarin (3/11).
Sindikasi bank kreditur SMCB itu terdiri dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd Cabang Jakarta, sekaligus sebagai koordinator sindikasi. Anggotanya Bank BCA, CIMB Niaga, DBS Indonesia, dan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.
Selain membiayai akuisisi, Holcim akan memanfaatkan utang tadi untuk mengonversi utang dolar. Per September 2009, SMCB memiliki utang dolar Amerika Serikat (AS) setara Rp 2,38 triliun. "Kami berniat mengalihkan semua utang dolar menjadi rupiah," tambah Budi.
Sekadar catatan, Holcim mengakuisisi Holcim Malaysia pada pertengahan tahun 2009. SMCB membeli pabrik semen yang berlokasi di Johor Selatan ini dari induk usaha SMCB, Holderfin BV Netherlands.
Setelah pembayaran akuisisi nanti, "Kami berharap laporan keuangan Holcim Malaysia ini sudah masuk di laporan kuartal empat 2009 nanti," imbuh Budi.
Pabrik di Malaysia ini memiliki total kapasitas produksi semen sekitar 1,5 juta ton. Plus total kapasitas Holcim Indonesia sebanyak 8,5 juta ton per tahun, akhir tahun nanti Holcim akan memiliki total kapasitas produksi seberat 10 juta ton per tahun.
Selama ini Holcim Malaysia menjual semen di pasar Malaysia saja, terutama di Johor. Budi memperkirakan pangsa pasar semen Holcim di Johor sebesar 30%. "Nanti, kami berencana menjual semen dari Malaysia ke daerah Sumatra bagian utara dan Kalimantan bagian Barat," tuturnya.
Holcim Malaysia hanya memproduksi semen dan beton. "Selama ini bahan baku clinker mereka berasal dari Holcim Indonesia," kata Budi.
Kemarin, harga saham SMCB anjlok 4,94% menjadi Rp 1.540 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News