kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.337.000   -150.000   -6,03%
  • USD/IDR 16.605   0,00   0,00%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

SIPD mencari investor baru


Senin, 24 November 2014 / 14:35 WIB
SIPD mencari investor baru
ILUSTRASI. Layanan nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI).  Cermati Strategi Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Tekan Kredit Macet


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Manajemen PT Sierad Produce Tbk (SIPD) mengaku tengah mencari investor guna membantu pengembangan bisnis pakan ternak yang kini sedang lesu.

"Kami memang mencari investor baru tapi tidak ada strategic investor," ujar Eko Putro Sandjojo, Wakil Direktur Utama SIPD, Senin (24/11)

Hal itu sekaligus menegaskan isu yang beredar kalau SIPD akan dicaplok salah satu emiten pakan ternak besar yaitu, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Investor anyar itu ditengarai bakal masuk ke SIPD lewat penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue yang akan dilakukan perseroan.

Namun, manajemen SIPD masih enggan membeberkan rencana tersebut. Baik mengenai jumlah saham, target dana, dan pembeli siaga (standby buyer) yang siap menyerap saham baru perusahaan.

Pasalnya, Eko bilang perseroan tengah fokus untuk melancarkan rencana reverse stock split dan penambahan modal tanpa HMETD. Dua aksi korporasi ini merupakan aksi awal sebelum perusahaan menggelar rights issue.

Penambahan modal melalui rights issue ini dinilai penting untuk mendanai ekspansi SIPD.

"Karena kalau pinjaman bank, rate-nya terlalu tinggi, kemarin BI (Bank Indonesia) kembali menaikkan suku bunga," kata Eko.

Ia bilang, kendati industri pakan ternak sedang dihantam adanya penurunan permintaan dan rendahnya harga, pihaknya tidak bisa tinggal diam. Sierad tetap harus meningkatkan kapasitas produksi dan menjualnya.

Manajemen belum mau berbicara mengenai proyeksi kinerja ke depan.

"Yang jelas, (bisnis) kami sedang dalam tahap konsolidasi," imbuh Eko.

Hingga akhir September 2014, kinerja SIPD memang turun tajam. Laba bersih perseroan anjlok dari Rp 12,11 miliar menjadi hanya Rp 3,7 miliar. Penjualan bersih pun tergelicir dari Rp 3,07 triliun menjadi Rp 1,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×