Reporter: Dupla Kartini | Editor: Rizki Caturini
SINGAPURA. Yen melemah terhadap sebagian besar mata uang utama dunia. Pelemahan yen terjadi sebelum Perancis merilis tingkat inflasi yang diprediksi akan bertahan di level tertinggi dua tahun. Sementara, produksi industri Amerika Serikat diperkirakan akan meningkat, sehingga menambah sinyal berlanjutnya pertumbuhan ekonomi global.
Mata uang Jepang sudah melemah dalam tiga hari terhadap euro seiring spekulasi saham di Asia akan memperpanjang reli saham dunia. Sentimen ini meningkatkan permintaan terhadap aset berimbal hasil tinggi, dan mengurangi permintaan aset yang aman. Di sisi lain, euro menguat terhadap dolar AS karena ekspektasi pejabat Bank Sentral Eropa hari ini akan menegaskan kembali keinginan mereka menaikkan suku bunga.
Yen diperdagangkan di 116,25 per euro, pada pukul 8.27 di Tokyo, dari level 116,23 per euro di New York kemarin. Sementara, nilai tukar yen bergerak ke 80,55 per dollar AS, dari posisi sebelumnya di 80,49 per dollar AS.
Survei Bloomberg memperkirakan, harga-harga konsumen di Perancis pada Mei lalu naik 2,2 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, produksi pabrik juga tambang di AS diprediksi meningkat 0,2% selama Mei.
Sementara, MSCI World Indexs untuk saham negara maju naik 1,4%, kemarin. Indeks VIX, sebagai alat ukur ketakutan Wall Street, turun 6,9% menjadi 18,26, kemarin. Ini menunjukkan pasar menjadi lebih percaya diri terhadap keuntungan di pasar saham.
Ekonom senior dari ICAP Australia Ltd. Adam Carr menyebut perbaikan data ekonomi yang meluas menunjukkan pemulihan ekonomi global masih utuh. "Jadi pasar kembali mengambil risiko, dan mata uang safe haven kemungkinan akan dijual," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News