Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun dari level penutupan tertinggi dalam sepekan terakhir hari ini (23/4). Mengutip data Bloomberg, siang tadi, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Juni turun sebesar 67 sen menjadi US$ 88,52 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 13.27 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di posisi US$ 88,58 per barel.
Penurunan harga minyak terjadi setelah data ekonomi China memberikan sinyal perlambatan pada sektor manufakturnya. Kondisi ini memicu kecemasan bahwa permintaan minyak China akan mengalami penurunan. Padahal, China merupakan negara konsumen minyak kedua terbesar dunia.
Asal tahu saja, data awal mengenai Purchasing Manager's Index China yang dirilis HSBC Holdings Plc and Markit Economics menunjukkan angka 50,5 untuk Maret 2013. Lebih rendah dari prediksi 11 ekonom yang disurvei Bloomberg yang memprediksi PMI China sebesar 51,5 pada bulan yang sama.
"Lebih banyak investor yang mulai berpikir ekonomi China akan lebih lemah ketimbang asumsi sebelumnya. Hal ini turut mempengaruhi harga minyak dunia," jelas Ric Spooner, chief market analyst CMC Markets di Sydney.
Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Juni turun 65 sen menjadi US$ 99,74 sebarel di ICE Futures Europe exchange.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
