Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga minyak mentah bergerak fluktuatif. Namun, penurunan permintaan di tengah produksi yang menanjak, cenderung membuat harga tertekan.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2013 di Bursa Nymex, Kamis (18/4) pukul 13.30 WIB, turun 0,02% menjadi US$ 86,66 per barel dibanding harga sehari sebelumnya. Ini level terendah sejak Juli 2012. Namun di sore hari pukul 16.30 WIB, harga minyak sedikit menguat ke level US$ 87,70 per barel.
Energy Information Administration (EIA) melaporkan, konsumsi bahan bakar minyak di AS dalam 12 hari pertama bulan April, turun menjadi 8,38 juta barel per hari dibanding periode yang sama di bulan sebelumnya. Permintaan untuk minyak sulingan, termasuk diesel dan pemanas juga turun 5,9% menjadi 3,63 juta barel per hari.
Sementara itu, harga minyak juga tertekan oleh ekspektasi permintaan global yang masih akan melemah setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas pertumbuhan ekonomi AS dan China masing-masing menjadi 1,9% dan 8% dari sebelumnya 2% dan 8,2%.
Tren bearish
Ariana Nur Akbar, analis senior Monex Investindo Futures mengatakan, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF merupakan pukulan susulan setelah sebelumnya proyeksi permintaan minyak global juga dipangkas oleh EIA.
Selama sepekan mendatang, harga minyak masih bisa terkoreksi. “Butuh informasi fundamental jangka panjang, seperti kejelasan stimulus moneter AS yang memang diharapkan dapat memutar roda industri,” kata Ariana.
Pengamat pasar komoditas, Wahyu Tribowo Laksono menambahkan, sebagai komoditas pro pertumbuhan, informasi mengenai perlambatan ekonomi dan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi tentu sangat berpengaruh terhadap perubahan harga minyak. “Mungkin harga minyak bisa kembali stabil di awal bulan depan, dengan catatan kinerja ekonomi AS dan China mulai menunjukkan perbaikan," kata dia.
Secara teknikal, Ariana melihat tren bearish bagi minyak masih kuat. Guppy multiple moving average (GMMA) yang diwakili oleh EMA jangka pendek dan panjang belum menunjukkan celah naik. Moving average convergence divergence (MACD) masih di area negatif, di level -0,372 dengan pergerakan turun.
Ariana memprediksi, harga minyak dalam sepekan di kisaran US$ 85,68 – US$ 88,36 per barel. Proyeksi Wahyu, harga minyak masih akan turun di kisaran US$ 84,00 – US$ 89,36 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News