kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sinyal dovish dan perang dagang mampu bawa rupiah kembali menguat


Rabu, 19 Juni 2019 / 17:17 WIB
Sinyal dovish dan perang dagang mampu bawa rupiah kembali menguat


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Kamis (20/6) diprediksi mampu untuk kembali menguat. Hal ini didukung munculnya beberapa kabar baik dari sentimen eksternal.

Berdasarkan data JISDOR Bank Indonesia (BI), rupiah hari ini (19/6) tercatat menguat sebanyak 63 poin ke level Rp 14.271 per dollar AS. Sedangkan menurut data Bloomberg, kurs rupiah ditutup menguat sebanyak 0,39% ke level Rp 14.269 per dollar AS dari penutupan perdagangan kemarin.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim meyakini, setelah rupiah berhasil ditutup menguat pada perdagangan hari ini (19/6), besok kemungkinan penguatannya masih akan berlanjut.

"Sentimen eksternal yang positif bakal mendorong penguatan rupiah untuk perdagangan besok," kata Ibrahim kepada Kontan, Rabu (19/6).

Sentimen eksternal tersebut seperti sinyal dovish dari beberapa bank sentral dunia, terhadap kebijakan moneternya ke depan. Selain itu negosiasi perang dagang antara AS dan China juga kian memiliki kejelasan.

Ibrahim menjelaskan, fokus pasar saat ini tertuju pada pertemuan kebijakan The Fed (FOMC meeting) yang berlangsung pekan ini. Meskipun The Fed diantisipasi masih akan mempertahankan kebijakan moneternya, namun pintu penurunan suku bunga acuan di Juli cukup terbuka. Prospek penurunan suku bunga bank sentral AS tersebut juga telah mendorong imbal hasil treasury AS mendekati level terendah dua tahun meskipun meningkatkan harga saham.

Di sisi lain, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) juga semakin longgar terhadap kebijakannya alias dovish. Dalam pernyataannya, Gubernur ECB Mario Draghi menyatakan siap untuk melonggarkan kebijakan moneter jika inflasi gagal terakselerasi dan mencapai target 2%.

Selanjutnya, China dan Amerika Serikat akan kembali melakukan pembicaraan kesepakatan dagang menjelang pertemuan pekan depan antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping. Dalam cuitan Trump memberikan sinyal kepastian bahwa dirinya akan bertemu Xi Jinping dalam perhelatan G20 nanti.

"Dalam perdagangan hari ini, rupiah di tutup menguat. Untuk transaksi besok, rupiah masih akan menguat dengan kisaran support Rp 14.220 hingga Rp 14.308 per dollar AS," prediksinya.

Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal mengambil langkah serupa yakni pelonggaran moneter. Hal ini mengacu pada tingkat inflasi Tanah Air yang rendah, dan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Di samping itu, BI terus memperhatikan kesehatan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×