kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Singapura Buka Pintu Impor Daging Ayam, Simak Rekomendasi Saham Emiten Poultry


Senin, 04 Juli 2022 / 00:05 WIB
Singapura Buka Pintu Impor Daging Ayam, Simak Rekomendasi Saham Emiten Poultry


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Singapura membuka pintu impor daging ayam dan produk daging ayam olahan dari Indonesia. Per Kamis (30/6), ada tiga perusahaan yang sudah memperoleh persetujuan dari badan pangan Singapura yang dikenal dengan nama Singapore Food Agency (SFA).

Tiga perusahaan tersebut adalah PT Charoen Pokphand Indonesia-Food Division, PT Ciomas Adisatwa-Plant Pemalang, dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT Ciomas Adisatwa memperoleh persetujuan untuk mengekspor daging ayam beku dan ayam potong, sedangkan CPIN daging ayam olahan.

Analis Samuel Sekuritas M. Farras Farhan mengatakan, dibukanya pintu impor daging ayam dan produk daging ayam olahan oleh Singapura akan menjadi peluang bagus bagi industri poultry Indonesia. Pasalnya, ekspor ini bisa mengurangi masalah kelebihan pasokan yang sering kali terjadi di industri poultry Indonesia.

Baca Juga: Indonesia Bakal Ekspor Ayam ke Singapura, Widodo Makmur Unggas Turut Berpartisipasi

Farras melihat, emiten yang paling potensial menangkap peluang ekspor ini adalah PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) karena berfokus di segmen karkas. WMUU juga sedang ekspansi besar-besaran untuk memenuhi kapasitas produksinya dan mencari konsumen yang sesuai.

"Di sisi lain, perlu dilihat lagi apakah WMUU bisa memenuhi kuota ekspor yang diminta Singapura atau tidak," kata Farras saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (2/7).

Untuk pemain besar poultry lainnya, seperti PT JAPFA Tbk (JPFA), CPIN, dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), Farras meyakini ketiganya siap memenuhi permintaan dari Singapura.

Akan tetapi, JPFA sudah memiliki perusahaan induk di Singapura yang berfokus pada pasar luar negeri.

"JPFA ekspornya juga tidak sampai 10% dari total pendapatan. Jadi, tidak akan terlalu signifikan karena fokus pasarnya di dalam negeri," ucap Farras.

Sementara itu, CPIN dan MAIN lebih banyak berkecimpung di segmen bisnis pakan ternak dan daging ayam olahan. Alhasil, jika ada lonjakan di segmen broiler, maka tidak akan terlalu berdampak karena CPIN dan MAIN berfokus di kedua segmen tadi.

Farras memprediksi, realisasi ekspor dan efeknya ke kinerja perusahaan baru akan terlihat pada kuartal IV-2022 atau kuartal I-2023. Jika prosesnya bisa lebih cepat lagi, maka bisa saja sudah menjadi tambahan pendapatan di kuartal III-2022.

Baca Juga: Peluang Ekspor Ayam ke Singapura Terbuka, Simak Rekomendasi Saham Emiten Poultry

Terkait dengan sahamnya, Farras melihat, sentimen dibuka ekspor daging ayam dan daging ayam olahan ke Singapura bisa menjadi sentimen positif untuk saham poultry dalam beberapa waktu ke depan. Terlebih lagi, apabila pemerintah mengeluarkan rilis resmi siapa aja yang diikutsertakan dalam program ekspor ini.




TERBARU

[X]
×