Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menganggarkan total belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 4,2 triliun untuk tahun 2026 mendatang.
Direktur Utama INET, Muhammad Arief, menyampaikan kebutuhan capex tersebut akan ditopang oleh pendanaan internal, yang berasal dari aksi right issue senilai Rp 3,2 triliun serta penerbitan obligasi sebesar Rp 1 triliun.
Secara rinci, Arief menjelaskan penerbitan obligasi dialokasikan untuk memperkuat infrastruktur serta memperluas diversifikasi jaringan perusahaan di Kalimantan Barat. Surat utang ini dijadwalkan terbit pada awal tahun 2026.
"Nilai obligasi Rp 1 triliun, sudah kita proses dan masukkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Arief usai public expose di Jakarta, Senin (1/12/2025).
Baca Juga: Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Rights Issue Rp 3,2 Trilliun, Simak Rinciannya
Sementara itu, pundi-pundi segar hasil rights issue akan digunakan untuk mempercepat ekspansi jaringan Fiber To The Home (FTTH) berkecepatan tinggi dengan teknologi Wi-Fi 7.
Sebanyak Rp 2,8 triliun akan dikucurkan ke anak usaha, PT Garuda Prima Internetindo (GPI), untuk menggaet 2 juta pelanggan baru di Bali dan Lombok. Selain itu, sekitar Rp 213,44 miliar untuk melunasi biaya sewa jaringan kabel bawah laut. Kemudian sekitar Rp 135 miliar dipakai sebagai modal kerja untuk membangun FTTH di Jawa melalui anak usaha INET. Sisanya dipakai untuk pengembangan layanan, pemasaran hingga biaya overhead lainnya.
"Sementara belum (ada pendanaan eksternal). Kita masih dua hal itu saja dari right issue dan obligasi," tambah Arief.
Selain itu, Arief juga memproyeksikan total pendapatan perusahaan mencapai Rp 100 miliar hingga akhir tahun 2025.
Analis Sinarmas Sekuritas, Yosua Zisokhi, menilai prospek kinerja INET sangat menjanjikan apabila right issue dan obligasi berjalan sesuai rencana. Pasalnya, aksi korporasi yang digelar cukup besar dan debt-to-equity INET tergolong kecil dibandingkan emiten telekomunikasi lainnya.
"Jadi langkah yang diambil INET sangat konservatif. Dengan langkah yang konservatif tapi targetnya tinggi harusnya sih gampang tercapai. Jadi kita engga bicara revenue tinggi, tapi bottom line-nya kemungkinan juga akan terjaga," ujar Yosua di Jakarta, Senin (1/12/2025).
Dengan begitu, Yosua memprediksi total pendapatan INET bakal tumbuh 70% dibandingkan estimasi pendapatan perusahaan di tahun 2025 yang mencapai Rp 100 miliar. Adapun Yosua juga merekomendasikan wait and see saham INET untuk saat ini.
Selanjutnya: OJK Nilai Pekerja Informal Punya Potensi Besar untuk Digarap BPJS Ketenagakerjaan
Menarik Dibaca: Gen Z vs Milenial vs Gen X: Begini Perbedaan Cara Mereka Bepergian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













