kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SIMP mulus lewati rintangan loyonya harga CPO


Kamis, 16 April 2015 / 07:45 WIB
SIMP mulus lewati rintangan loyonya harga CPO


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) relatif berhasil melewati berbagai tekanan yang mendera sektor komoditas minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) sepanjang tahun lalu. Tahun lalu, emiten perkebunan milik Grup Salim ini berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih 60,75% menjadi Rp 842,28 miliar. Sementara penjualan tumbuh 12,73%, menjadi Rp 14,96 triliun.

Andre Varian, Analis Ciptadana Securities, mengatakan, pertumbuhan tinggi ini terdorong kinerja di kuartal IV-2014. Pada periode itu, laba operasi SIMP melejit 104% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp 830 miliar. Akibatnya, laba bersih naik 377% quarter on quarter (qoq) menjadi Rp 285 miliar.

Pertumbuhan laba ini karena kenaikan volume penjualan minyak nabati 5% qoq menjadi 180.000 ton di kuartal IV-2014. Ini seiring naiknya penjualan CPO 17% qoq jadi 288.000 ton. Selain itu, SIMP berhasil efisiensi. "Perseroan mampu mengelola harga pokok penjualan (COGS) yang naik 8% qoq ketika beban usaha turun 40% qoq," ujar Andre, dalam riset 2 Maret 2015. Sehingga secara keseluruhan, perolehan laba bersih SIMP mencapai 106% dari target.

Priscilla Tjitra, Analis Credit Suisse, dalam riset 2 Maret 2015 mengatakan, pertumbuhan laba bersih SIMP sudah sesuai estimasi pasar. Dia memprediksi, akan ada kenaikan produksi CPO sekitar 5%.

Estimasi tersebut cenderung konservatif, mengingat cuaca kering sejak kuartal IV-2014. Dia yakin, harga CPO membaik di kuartal tahun ini, karena adanya banjir di Malaysia, kekeringan di Sumatera bagian Utara dan Riau. Belum lagi, persediaan CPO di China, India, dan Malaysia lebih rendah.

Andre memprediksi, harga CPO tahun ini di RM 2.350-RM 2.400 per ton. Menurut Priscilla, kuartal III akan menjadi puncak masa produksi sawit di Indonesia. Jika program biodiesel pemerintah berhasil dilakukan, hal ini bisa menyerap kelebihan persediaan dan bakal berdampak positif pada harga CPO.

Andre mengatakan, SIMP tertolong peningkatan operasional tandan buah segar (TBS). Ekspansi SIMP dengan membangun pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas TBS juga berdampak positif. SIMP memang tengah membangun pabrik kelapa sawit baru di Sumatera Selatan dan tiga pabrik di Kalimantan, masing-masing berkapasitas 30 ton -45 ton per jam.

Pabrik itu diharapkan beroperasi di tahun 2016. Saat ini, SIMP sudah mengoperasikan 22 pabrik kelapa sawit di dua daerah tersebut dengan total kapasitas pengolahan TBS 5,7 juta ton per tahun. Tahun ini, SIMP menargetkan penanaman baru kelapa sawit 5.000 hektare (ha) -10.000 ha. Ini akan menambah luas lahan perkebunan tertanam kelapa sawit mencapai 82% dari total 300.050 ha lahan ti tahun lalu.

Andre memprediksi, tahun ini, SIMP bisa mencetak pendapatan Rp 16,24 triliun dan laba bersih Rp 791 miliar. Sementara Priscilla memperkirakan, pendapatan Rp 15,6 triliun dan laba Rp 904 miliar. Andre merekomendasikan hold di Rp 775. Harga ini mencerminkan price earning ratio (PER) 15,5 kali. Priscilla merekomendasikan netral di Rp 780. Namun, analis BNI Securities, Yasmin Soulisa merekomendasikan buy di Rp 800. Rabu (15/4), saham SIMP stagnan di Rp 675.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×