Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian yang melanda pasar modal di tengah pandemi Covid-19 sebenarnya bukan jadi penghalang bagi investor untuk terus berinvestasi di berbagai instrumen, termasuk reksadana.
Irwanti, Investment Director Schroders Indonesia menyampaikan, reksadana bisa menjadi pilihan investasi sesuai dengan level toleransi risiko masing-masing investor. Dalam hal ini, investor yang lebih agresif dapat melirik reksadana saham atau reksadana campuran untuk mengejar kenaikan di pasar saham.
“Adapun reksadana pasar uang dan pendapatan tetap dapat menjadi pilihan investor yang lebih konservatif,” ujar dia, Jumat (4/12).
Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa mengatakan, pada tahun 2021 nanti, investor dapat memulai diversifikasi untuk masuk ke asset class saham ataupun obligasi. Berhubung prospek pasar saham dan obligasi tergolong positif untuk tahun depan.
Baca Juga: Manajer investasi prediksi yield SUN turun lagi, reksadana pendapatan tetap masih oke
“Namun, alokasi tersebut sebaiknya disesuaikan dengan tingkat risiko dari masing-masing investor,” imbuhnya.
CIO Eastspring Investments Indonesia Ari Pitojo menyarankan supaya investor tetap tenang dan terus berinvestasi kendati dalam masa pandemi Covid-19. Pasar saham pun sejatinya mulai membaik seiring dengan ekspektasi pemulihan ekonomi global dan perkembangan penemuan vaksin.
Sentimen tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk memulai investasi kembali, terutama di saat pasar dalam keadaan koreksi.
Dia menyebut, semua investor memiliki cita-cita yang berbeda. Tujuan keuangan setiap individu tentunya cukup beragam dari sisi jangka waktu investasi. Begitu pula dengan profil risiko investor yang sudah pasti berbeda-beda, ada yang konservatif, moderat, hingga agresif.
“Cara agar tujuan keuangan dalam setiap rentang waktu tersebut dapat terpenuhi adalah dengan menginvestasikan sejumlah dana pada beragam jenis instrumen investasi yang tepat, sehingga dana tersebut dapat berkembang dan tujuan investasi dapat terpenuhi,” papar Ari.
Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksadana dan Investasi Indonesia (APRDI) Prihatmo Hari Mulyanto menyampaikan, pandemi Covid-19 menjadi pembelajaran bahwa segala sesuatu dapat berubah dengan cepat, termasuk kondisi keuangan. Alhasil, tiap individu harus bisa mempersiapkan diri sejak dini.
Baca Juga: Porsi kepemilikan asing di SBN berpotensi naik menjadi lebih dari 30%
Investor perlu mempersiapkan dana darurat yang dapat berbentuk reksadana pasar uang, sedangkan untuk kebutuhan investasi jangka menengah dan jangka panjang bisa melalui reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. “Untuk pembagian portofolio ditentukan dengan tujuan keuangan investor,” tutur Prihatmo.
Kendati demikian, sebelum berinvestasi, pastikan investor harus sudah mempelajari dan memahami risikonya, termasuk dalam memilih produk manajer investasi yang berizin resmi. Investor juga sebaiknya jangan mudah tergiur dengan tawaran investasi imbal hasil tinggi atau tidak masuk akal.
Selanjutnya: Hasil investasi dana pensiun diproyeksi membaik di tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News