kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Simak strategi KSEI untuk terus meningkatkan jumlah investor di pasar modal


Jumat, 09 Agustus 2019 / 17:49 WIB
Simak strategi KSEI untuk terus meningkatkan jumlah investor di pasar modal


Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan jumlah investor di pasar modal Indonesia kini sudah mencapai 2.048.446 SID per 31 Juli 2019.

Pertumbuhan investor tersebut meningkat 26,5% secara year to date, sedangkan data per akhir 2018 total investor 1.619.372 SID. Secara  year on year tercatat pertumbuhan investor mencapai 49,5% dibandingkan per 31 Juli 2018 sebanyak 1.369.810 SID.  

Baca Juga: KSEI menerapkan penyelesaian transaksi efek lewat Bank Indonesia

KSEI juga mencatatkan total investor saham per 31 Juli 2019 sebanyak 990.531 SID. Jumlah itu lebih kecil dibandingkan investor reksadana yang mencapai 1.376.026 SID.

Direktur KSEI Alec Syafruddin menyatakan pertumbuhan di reksadana lebih cepat karena terpapar teknologi. Menurut Alec, salah satu faktor reksadana bisa lebih unggul karena adanya fasilitas oleh fintechdan juga e-commerce yang mempermudah investor untuk membuka rekening reksadana melalui fitur mereka.

Sementara untuk saham karena ketentuannya lebih banyak, pertumbuhannya jadi tidak secepat reksadana. 

Guna meningkatkan pertumbuhan investor, KSEI selaku penyedia infrastruktur investasi atau Financial Market Infrastructures (FMI) berencana mengembangkan infrastruktur dengan menerapkan konsep Financial dan Information Hub. Konsep tersebut akan diwujudkan KSEI dengan menyediakan platform terintegrasi terpusat yang dapat diakses oleh pemakai jasa KSEI. 

Salah satu wujud implementasi konsep tersebut ialah dengan menerapkan mekanisme penyelesaian transaksi dana efek melalui Bank Sentral alias Bank Indonesia (BI) atau yang juga dikenal dengan Full Central Bank Money (CeBM).

Baca Juga: Manajer investasi sambut positif rencana BEI hapus biaya transaksi reksadana ETF

Penerapan Full CeBM sudah efektif sejak 22 Juli 2019. Bahkan, sejak tanggal implementasi awal hingga 2 Agustus 2019, rata-rata per nilai perputaran di Bank Indonesia sudah mencapai Rp 11,4 triliun. 

"Full CeBM merupakan proses kami menerapkan konsep Financial Hub. Namun, secara lebih luas konsep ini tidak hanya untuk transaksi dana, tapi juga pertukaran informasi dan data lainnya dengan KSEI sebagai pusatnya (hub)," ujar Alec pada Jumat (9/8) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Baca Juga: MTN PTPP Sebesar Rp 120 Miliar Menawarkan Tingkat Suku Bunga 11,25%

Alec menjelaskan lebih lanjut jika nanti ada Perusahaan Efek yang bekerjasama dengan lima Bank RDN, Perusahaan Efek cukup terhubung ke KSEI saja.

Nanti KSEI yang terhubung dengan lima Bank RDN tersebut. Sebaliknya juga begitu, jika Bank RDN kerjasama dengan 50 Perusahaan Efek, cukup terhubung dengan KSEI.

"Sebetulnya, konsep hub ini lebih efisien. Serta infrastrukturnya ini serupa dengan reksadana S-Invest, lebih tersentralisasi" tambah Alec. 

Selain itu, strategi KSEI ini sebetulnya sudah diwujudkan pertama kali dengan meluncurkan AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) Next Generation (AKSes Next-G) pada Mei 2019 lalu.

Alec menyatakan konsep Financial Hub itu merupakan pengembangan dari AKSes Next-G, yang juga menjadi fondasi dari konsep tersebut. 

Mulanya, dengan adanya AKSes Next-G, investor bisa mengecek catatan kepemilikan efek di KSEI. Selanjutnya melalui pengembangan, investor bisa berkomunikasi dengan semua Perusahaan Efek dimana ia merupakan nasabah dari perusahaan terkait.

Di sisi lain, Perusahaan Efek juga dapat berkomunikasi dengan Bank RDN melalui Next-G versi baru.

Baca Juga: BEI tunggu aturan final untuk uji coba sistem e-bookbuilding

Mengenai kapan pengembangan itu selesai, Alec menyatakan realisasinya kemungkinan tahun 2020. Itupun baru pilot project yang diharapkan terealisasi pada semester I 2020. Persentase pengembangan infrastruktur yang dicanangkan KSEI ini juga baru 10%. 

"Prosesnya bertahap. Intinya, kami berharap potensi-potensi investor yang sudah ingin berinvestiasi di pasar modal tapi terhambat karena kendala infrastruktur atau layanan yang rumit dapat terhindarkan di kemudian hari," tutup Alec. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×