Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dilaksanakan pada 27-28 April mendatang diprediksi bakal menjadi salah satu penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pekan ini.
SVP Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan, pasar mengharapkan Federal Reserve masih akan mempertahankan kebijakan saat ini. Dia pun memperkirakan, The Fed masih akan mempertahakan kebijakan longgarnya hingga tahun 2023 mendatang.
Seperti diketahui, saat ini The Fed masih getol melakukan pembelian obligasi pemerintah senilai US$ 120 miliar dan mempertahankan suku bunga rendah hampir 0%.
Menurut Janson, The Fed tidak mungkin melakukan pengetatan kebijakan moneter karena pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) masih belum merata. Sektor hotel, penerbangan dan restoran masih lumpuh akibat pandemi.
Baca Juga: Analis prediksi The Fed masih akan dovish, begini dampak ke IHSG di pekan ini
"Namun kebijakan The Fed ini tidak banyak pengaruh ke IHSG, yang menjadi perhatian pasar saat ini adalah laporan keuangan di kuartal I-2021 dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama," jelas Janson, Jumat (23/4).
Janson IHSG berpeluang menguat namun terbatas di rentang 6.180 - 6.200 pada pekan ini.
Dari sisi laporan keuangan emiten di kuartal I-2021, Janson melihat adanya perbaikan kinerja baik secara tahunan maupun kuartalan. Ini terbantu oleh kinerja di sektor perbankan.
Selain itu, di pekan ini masih ada beberapa sentimen yang mempengaruhi IHSG. Antara lain, pelaku pasar mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 yang mungkin memiliki angka mengecewakan dan peningkatan kasus Covid-19 di India.
Pasalnya kenaikan kasus di India dinilai bisa mengganggu pemulihan ekonomi global. Apalagi, India merupakan negara dengan tingkat konsumsi minyak mentah tertinggi ketiga di dunia.
Selanjutnya: Astra International (ASII) sudah gelontorkan investasi di Gojek senilai US$ 250 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News