Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Di sisi lain, obligasi korporasi masih punya daya tarik berupa kupon yang tinggi. Namun, karena suku bunga acuan terkini sudah berada di level 6%, risiko beban bunga menjadi meningkat terutama bagi perusahaan yang memiliki net gearing tinggi.
“Investor harus pandai memilih obligasi korporasi karena risikonya sekarang lebih besar,” ungkapnya, hari ini.
Sementara itu, Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto menyarankan kepada investor pemula agar mencoba terlebih dahulu reksadana berbasis obligasi, baik itu reksadana pendapatan tetap ataupun reksadana terproteksi. Hal ini mengingat reksadana relatif lebih mudah dari segi pengelolaan dan lebih murah dari segi biaya investasi.
Dia pun bilang, reksadana yang memiliki aset obligasi pemerintah dalam jumlah besar berpeluang mencetak imbal hasil optimal di tahun ini. Sebab, harga obligasi tersebut berpeluang bullish seiring berkurangnya sentimen suku bunga acuan.
Obligasi ritel seperti Savings Bond Ritel dan Sukuk Tabungan sebenarnya juga bisa dijadikan alternatif bagi para investor di tahun ini. Terlebih lagi, pemerintah cukup gencar menawarkan instrumen tersebut sepanjang tahun ini.
Namun, ketika penurunan suku bunga acuan terwujud, justru instrumen ini menjadi kurang menarik bagi sebagian investor karena kupon yang ditawarkan juga berpotensi turun. “Jadi sebaiknya investor memaksimalkan obligasi ritel di awal tahun ketika kuponnya masih tinggi,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News