kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rencana penerbitan obligasi di tengah riuh wabah corona


Sabtu, 08 Februari 2020 / 08:05 WIB
Simak rencana penerbitan obligasi di tengah riuh wabah corona


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) masih menimang alternatif sumber pendanaan antara menerbitkan obligasi global atau obligasi domestik. Pertimbangannya, perusahaan melihat apakah roadshow bisa dilakukan atau tidak mengingat adanya kekhawatiran soal virus corona.

Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, beberapa emiten disebut-sebut berencana menerbitkan obligasi global. Antara lain PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT),  PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dan PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI).

Baca Juga: Cadangan devisa meningkat di awal 2020, ini kata para ekonom

Direktur Tresuri dan Internasional BBNI Bob Tyasika Ananta membenarkan bahwa perusahaan berencana menerbitkan obligasi global dengan kisaran US$ 300 juta-US$ 500 juta. Dia mengatakan penerbitan obligasi global menjadi salah satu instrumen alternatif yang akan digunakan disamping instrumen pembiayaan lainnya. Apalagi saat ini kebijakan Bank Indonesia (BI) dianggap menjadi katalis positif.

“Kebijakan BI yang memprioritaskan stabilitas justru menjadi katalis positif yang tercermin dari masuknya dana asing yang berdampak positif terhadap nilai tukar dan obligasi, meskipun terdapat wabah virus corona. Indonesia masih dianggap memiliki yield yang menarik,” ujar Bob kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2).

Pada awal Desember 2019, Direktur Keuangan Wijaya Karya Ade Wahyu mengatakan perusahaan berencana untuk menerbitkan obligasi global senilai Rp 5 triliun-Rp 6 triliun untuk refinancing Komodo Bonds yang jatuh tempo pada Januari 2021.

Namun, saat dikonfirmasi kembali, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan perusahaan memang belum berencana menerbitkan obligasi global. “(rencananya) di tahun 2021,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2).

Baca Juga: Analis prediksi lelang Sukuk pekan depan kembali laris manis

Mahendra menambahkan berdasarkan data kuartal III-2019 perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) 2,4 dari covenant 3,5. Ini sekaligus menandakan perusahaan masih dalam kondisi sehat.

Sementara itu, pada Oktober 2019 lalu, Waskita Karya batal menerbitkan obligasi senilai Rp 3,5 triliun. Sebelumnya, pada Agustus 2019, Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan juga menyebutkan perusahaan berencana menerbitkan obligasi global senilai US$ 250 juta hingga US$ 300 juta. Namun rencana tersebut belum terealisasi hingga saat ini.

Saat ditanya soal rencana penerbitan obligasi global, Senior Vice President Corporate Secretary Wakita Karya Shastia Hadiarti mengatakan tahun ini perusahaan berencana menerbitkan obligasi dalam negeri saja.

“Tahun ini, selain menggunakan fasilitas perbankan WSKT berencana menerbitkan obligasi dalam negeri dengan nilai sekitar Rp 3,5 triliun,” jelas dia, Jumat (7/2).

Baca Juga: Pasar saham terpukul, dana kelolaan industri reksadana tergerus

Lebih lanjut, Waskita mengatakan perusahaan telah menerima kas sebesar Rp 44 triliun dan berhasil menyelesaikan pinjaman dengan nilai kurang lebih Rp 32,5 triliun. Sehingga gearing ratio WSKT per Desember 2019 berada pada level 2,3 kali.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan sejatinya tahun ini merupakan tahun yang tepat bagi perusahaan untuk menerbitkan obligasi global. Mengacu pada US Treasury yang saat ini berada di level rendah yaitu 1,6%, maka imbal hasil yang ditawarkan Indonesia seharusnya lebih menarik.

“Global bond ini tepat karena imbal hasil rendah. Tetapi penyerapannya, corona memang cukup menjadi hambatan. Tetapi market akan selalu ada apalagi ketika kupon menarik. Ini good point, menarik untuk pasar dan bunga kecil sehingga cost of fund juga kecil,” jelas Nico.

Namun, Nico mengatakan perusahaan tetap harus menimang tujuan ekspansi. Apabila kegiatan bisnis perusahaan erat dengan China, maka penyebaran virus corona bisa menjadi pertimbangan dalam menerbitkan obligasi global.

Baca Juga: Turun di Januari, dana kelolaan reksadana tahun ini masih bisa naik 10%

Tambahan info, GIAA berencana menerbitkan obligasi global senilai US$ 500 juta, BMRI senilai US$ 1,25 miliar dan ASRI senilai US$ 185 juta. Kontan telah menghubungi ketiganya namun belum ada respon. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×