Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level all-time high, yakni di 6.804,93 pada perdagangan Senin (7/2). Kemudian, pada perdagangan Selasa (8/2), IHSG sempat menyentuh posisi 6.860,75 meski pada akhirnya ditutup di 6.789,52.
Sejalan dengan kenaikan IHSG, sejumlah saham juga menyentuh harga all-time high. Sebut saja PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang ditutup di Rp 16.300, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) Rp 10.450, PT Aesler Group International Tbk (RONY) Rp 800, PT Bintang Samudra Mandiri Lines (BSML) Rp 720, dan PT Temas Tbk (TMAS) Rp 2.570 per saham.
Meskipun begitu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menilai, kenaikan IHSG pada Senin (7/2) lebih didorong oleh saham-saham perbankan berkapitalisasi besar dan industri dasar.
Baca Juga: Bursa Asia Ditutup Bervariasi pada Selasa (8/2), Investor Menanti Data Inflasi
Contohnya saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang naik 4,51%, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) 2,93%, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) 2,85%, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) 2,76%, dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) 3,64%.
Untuk ke depannya, Cheryl memprediksi, IHSG masih berpeluang menguat ke level 7.000. "IHSG akan terdorong sentimen laba bersih perusahaan di Indonesia yang meningkat pada kuartal IV-2021 maupun sepanjang tahun lalu," kata Cheryl saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/2).
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama juga memprediksi, IHSG masih berpotensi menguat dalam jangka menengah hingga panjang sejalan dengan progres pemulihan dan penanganan pandemi Covid-19. Okie menargetkan, IHSG pada tahun 2022 dapat mencapai level 7.380.
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki juga melihat, IHSG akan terdorong sentimen positif dari rilis laporan keuangan 2021, data pertumbuhan ekonomi 2021, serta membaiknya harga komoditas. Menurutnya, resistance IHSG terdekat berada di 6.850-6.895.
Prospek Saham
Okie mengatakan, di tengah potensi kenaikan IHSG, saham-saham perbankan dapat dijadikan pertimbangan bagi investor. "Saya menilai perbankan menjadi leading indikator dimana pemulihan tersebut dapat tercermin dari kinerjanya, baik kredit maupun NPL," ucap Okie.
Sektor barang konsumsi primer juga dapat dilirik seiring dengan potensi pemulihan daya beli masyarakat.
Okie merekomendasikan pelaku pasar untuk buy saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp 9.150 per saham, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 8.150, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 12.275 per saham.
Baca Juga: IHSG Pecah Rekor, Begini Peta Emiten Berkapitalisasi Besar
Kemudian, untuk saham-saham yang telah mencapai all-time high seperti yang disebutkan di atas, Cheryl melihat bahwa saham-saham tersebut kini justru rentan terkoreksi. Pasalnya, ada potensi aksi ambil keuntungan dalam jangka pendek
Sementara itu, untuk saham-saham berkapitalisasi besar yang belum mencapai all-time high seperti SMGR, INTP, PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR), serta PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Cheryl belum melihat potensi kenaikan signifikan dalam waktu dekat. Pasalnya, belum ada sentimen positif yang mendukung kenaikan harga sahamnya.
Analis FAC Sekuritas Indonesia Patrick Jorghy Manek menambahkan, spread antara harga saham dengan harga all-time high-nya, memang dapat menjadi kategori bahwa peluang kenaikan masih ada.
Akan tetapi perlu diingat tidak ada yang bisa menentukan pasti kapan spread ini akan tertutup, terlebih lagi pemberlakukan PPKM dapat kembali memberikan sentimen yang cukup negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News