kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bursa Asia Ditutup Bervariasi pada Selasa (8/2), Investor Menanti Data Inflasi


Selasa, 08 Februari 2022 / 18:53 WIB
Bursa Asia Ditutup Bervariasi pada Selasa (8/2), Investor Menanti Data Inflasi
ILUSTRASI. Pasar saham utama di regional Asia ditutup bervariasi pada Selasa (8/2).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham utama di regional Asia ditutup bervariasi pada Selasa (8/2). Penguatan tertinggi dicatatkan oleh Strait Times Index dengan penguatan 1,05%, disusul Shanghai Composite Index terpantau menguat 0,67%, dan Nikkel 225 Tokyo yang menguat 0,13%.

Sementara itu, Hang Seng Index turut melemah 1,02%. Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,23% ke level 6.789,522. Namun, IHSG sempat menyentuh level tertingginya sepanjang masa alias all time high di level 6.860,750.

Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, fokus perhatian investor tertuju pada rilis data inflasi atau consumer price index (CPI) Amerika Serikat (AS) yang akan rilis pada hari Kamis nanti. CPI diramalkan akan memperlihatkan laju inflasi yang masih tinggi, setelah mencapai tingkat tertinggi dalam 4 dekade pada bulan Desember 2021.

Lonjakan inflasi telah memaksa bank sentral di seluruh dunia mengakhiri kebijakan moneter super longgar yang mulai diberlakukan dua tahun belakangan dengan tujuan untuk membatasi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: IHSG Diperkirakan Rawan Koreksi pada Rabu (9/2)

Meskipun beberapa bank sentral di dunia sudah mulai menaikkan suku bunga acuan, bank sentral AS yakni Federal Reserve (The Fed) diprediksi untuk pertama kali akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan Maret 2022.

Karena The Fed belum mengumumkan jadwal kenaikan suku bunga yang definitif, maka beredar spekulasi mengenai frekuensi kenaikan suku bunga di tahun ini, dengan prediksi mulai dari tiga kali hingga tujuh kali, dan besaran dari tiap kenaikan suku bunga. Akibatnya, volatilitas di pasar keuangan akan semakin tinggi menjelang dimulainya siklus pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh The Fed.

Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Australia dan Selandia Baru merangkak naik di tengah aksi jual yang dipicu oleh prospek kenaikan suku bunga untuk memerangi inflasi. Yield surat utang Pemerintah Australia bertenor 10 tahun melompat 13 basis points (bps) menjadi 2,13%, menjadi  yang tertinggi sejak Maret 2020. Sementara yield surat utang Pemerintah Selandia Baru bertenor 10 tahun mencapai tingkat tertinggi sejak 2018.

Lebih lanjut,  yield surat utang Pemerintah Jepang sudah mendekati 0,25% . Ini merupakan batas atas dari kisaran yang ditoleransi oleh bank sentral Jepang. Hal ini diyakini akan memaksa bank sentral Jepang melakukan intervensi pasar.

Baca Juga: IHSG Pecah Rekor, Begini Peta Emiten Berkapitalisasi Besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×