Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga batubara dunia menjadi sentimen negatif bagi profitabilitas PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin memproyeksikan, profitabilitas INTP kemungkinan tidak sebaik tahun lalu. Tetapi efisiensi biaya dan potensi kenaikan harga jual dapat mengurangi risiko kenaikan harga bahan bakar.
Hanya saja, Mimi tetap memperkirakan margin laba kotor INTP di tahun ini akan menurun ketimbang tahun lalu. Tahun ini, margin kotor INTP diproyeksikan sebesar 34,6%, menurun dari margin tahun lalu yang mencapai 36,1%
Di sisi lain, produsen semen merek Tiga Roda ini berencana meninjau situasi untuk mengidentifikasi kemungkinan menaikkan harga, yang akan tergantung pada dinamika pasar. Mimi menilai, kenaikan harga jual sangat memungkinkan untuk dilakukan karena kenaikan harga batubara tidak hanya berdampak pada INTP, tetapi juga seluruh pelaku industri semen.
Baca Juga: Biaya produksi naik, ini rekomendasi analis untuk emiten semen
Namun, proyeksi Mimi terhadap laba bersih INTP masih belum berubah. Mimi memproyeksikan laba bersih INTP di tahun ini sekitar Rp 1,7 triliun atau menurun 3,1% secara year-on-year (yoy). Di tahun depan, laba bersih INTP akan naik Rp 2,0 triliun atau naik 14,7% yoy.
Di sisi lain, permintaan terhadap semen diproyeksi akan semakin baik. Kasus positif harian Covid-19 di Indonesia sudah menunjukkan tren penurunan. Mimi meyakini, penurunan kasus harian tersebut akan mendorong pemerintah untuk secara bertahap melonggarkan pembatasan aktivitas masyarakat. Selain itu, semester kedua biasanya merupakan musim yang lebih menguntungkan untuk industri semen.
Mirae Asset Sekuritas masih mempertahankan estimasi total volume penjualan semen INTP tahun ini sebesar 18,1 juta ton, naik dari realisasi penjualan di tahun lalu sebesar 17,1 juta ton. Penjualan ini didukung oleh lebih banyaknya proyek konstruksi di semester ini dan potensi dimulainya kembali kegiatan ekonomi secara bertahap.
Baca Juga: Penjualan Indocement (INTP) tumbuh 7% per Agustus, simak rekomendasi sahamnya
Terbukti, selama bulan Agustus, penjualan semen curah tumbuh sebesar 4,4% yoy. Pertumbuhan ini lebih baik dari pertumbuhan di bulan Juli yang hanya sekitar 1,0% yoy. Penjualan semen curah juga lebih cepat dari semen kantong yang hanya tumbuh 1,9% yoy.
“Menurut pandangan kami, ini memberikan sinyal positif bahwa proyek konstruksi sedang berjalan dengan baik,” tulis Mimi dalam riset, Selasa (28/9).
Mirae Asset Sekuritas meningkatkan rekomendasi saham INTP menjadi buy dari sebelumnya trading buy. Namun, target harga saham INTP tidak berubah, di level Rp 12.600 per saham. Selasa (28/9), harga saham INTP turun 0,95% ke Rp 10.475 per saham.
Risiko rekomendasi ini diantaranya pertumbuhan permintaan yang lebih lambat dari perkiraan, pembatasan aktivitas masyarakat yang berkepanjangan, kenaikan harga bahan bakar yang lebih tinggi dari perkiraan, dan/atau kelebihan pasokan (oversupply) yang lebih buruk daripada perkiraan.
Baca Juga: Harga komoditas energi naik, sejumlah emiten semen pertimbangkan menaikkan harga jual
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News