kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi saham emiten tambang emas dari analis berikut


Senin, 21 Juni 2021 / 18:34 WIB
Simak rekomendasi saham emiten tambang emas dari analis berikut
ILUSTRASI. Pekerja memasang pengaman lapisan dinding goa di tambang emas Cibaliung kecamatan Pandeglang, Serang. KONTAN/Muradi


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pergerakan harga komoditas emas diproyeksi tidak seagresif tahun lalu, sejumlah saham emiten penambang emas dinilai masih memiliki prospek yang menarik.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menilai, jika melihat dari sisi emiten, saham yang pergerakannya masih dapat diperhatikan adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Poin kuncinya adalah potensi pemulihan produksi tahun ini yang diharapkan lebih tinggi dari 2020 lalu yang sempat turun cukup dalam.

Sebagai gambaran, MDKA mengalami insiden pergeseran permukaan tanah di heap leach pad di tambang emas Tujuh Bukit pada September 2020, yang berdampak kepada minimnya produksi dan juga penurunan penjualan di 2020.

“Selain itu, katalis positif juga didukung oleh ekspektasi komoditas tembaga (copper) yang dapat mendorong kinerja MDKA yang lebih tinggi secara jangka panjang,” terang Dessy kepada Kontan.co.id, Senin (21/6).

Baca Juga: Harga emas global diramal melemah imbas kenaikan Covid-19 dan rencana tapering Fed

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menilai, saat ini valuasi PT J Resources Asia Pacsifik Tbk (PSAB) berada di bawah MDKA dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Okie bilang, ekspektasi pelaku pasar berpengaruh terhadap valuasi ANTM dan MDKA. Dimana ekspektasi yang tinggi terhadap kinerja ANTM dan MDKA membawa harga saham tersebut diperdagangkan lebih mahal.

Untuk ANTM, nilai bukunya saat ini Rp 823 sedangkan nilai buku MDKA sebesar Rp 435.

“Dapat dikatakan valuasi kedua emiten tersebut saat ini berada pada harga yang premium,” tutur Okie kepada Kontan.co.id, Senin (21/6). 

Selain itu, kapitalisasi pasar juga dinilai berpengaruh pada valuasi tersebut.

Tahun ini, Okie melihat kinerja MDKA masih dapat kembali menguat. Harga emas dunia dan meningkatnya permintaan tembaga seiring dengan pemulihan produktivitas industri dinilai dapat menjadi momentum bagi MDKA untuk kembali mencatatkan pertumbuhan tanpa mengulangi hedging seperti pada kuartal kedua dan ketiga 2020.

Kenaikan dari harga tembaga sejak awal tahun dinilai dapat mendorong kinerja MDKA pada tahun ini.  

Saat ini Okie masih mempertahankan rekomendasi buy pada MDKA dengan target harga Rp 2.920 dan beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.650. 

Sementara Dessy merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.230 dan hold saham MDKA dengan target harga Rp 3.000.

IPO Archie dinilai atraktif

Khazanah saham emiten penambang emas bakal bertambah, seiring rencana PT Archi Indonesia yang akan melakukan initial public offering (IPO) dalam waktu dekat. 

Perusahaan tambang pure-play emas  ini akan melepas sebanyak-banyaknya 3,72 miliar saham baru atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga penawaran akhir ditetapkan sebesar Rp 750 per saham.

Baca Juga: Harga emas spot masih bergerak naik pagi ini menjadi US$ 1.773,05 per ons troi

Jika dihitung, dana segar yang didapat Archi minimal sebesar Rp 2,79 triliun dari aksi korporasi ini. 

Mengutip prospektus, sekitar 95% dari dana segar akan digunakan Archi Indonesia dan atau entitas anak untuk pembayaran sebagian pokok utang bank.

Kemudian, sisa dana akan digunakan perusahaan, PT Meares Soputan Mining (MSM) dan/atau PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.

Dessy menilai, melihat historis kinerja pendapatan serta cadangan emas, Archi Indonesia berpotensi untuk meningkatkan kinerja ke depannya.

Mengutip prospektus, pendapatan Archi mengalami pertumbuhan setidaknya sejak 2018. Pada 2020, Archi mengantongi pendapatan senilai US$ 393.30 juta, naik 2,5% dari pendapatan pada 2019 sebesar US$ 383,69 juta.

Meski demikian, terdapat antisipasi flat growth seiring dana IPO yang mayoritas dialokasikan untuk membayar utang dan belanja modal dibandingkan ekspansi.

“Katalis positif datang dari valuasi Archi yang cukup atraktif dibandingkan peers-nya yang sudah listing,” sambung Dessy.

Selanjutnya: Archi Indonesia tinggal selangkah lagi melantai di bursa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×