Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten cat bangunan, PT Avia Avian Tbk (AVIA) resmi bergabung dalam United Nations Global Compact (UNGC), sebuah jaringan global yang mempromosikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tata kelola yang bertanggung jawab.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menilai aksi emiten ini sebagai langkah strategis yang dapat memperkuat fondasi ESG (Environmental, Social, and Governance) perusahaan.
“Langkah AVIA bukan hanya pencitraan, melainkan strategi jangka panjang yang menyasar value creation melalui efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan pengembangan produk ramah lingkungan,” jelas Ekky pada Kontan, (11/6).
Baca Juga: IHSG Menguji Level Psikologis 7.000, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini (4/6)
Ekky menambahkan bahwa komitmen AVIA terhadap ESG ditopang oleh rencana kerja berbasis empat pilar dan kesiapan untuk secara transparan melaporkan perkembangan melalui dokumen Communication on Progress (CoP).
Hal ini dinilai dapat meningkatkan daya tarik AVIA di mata investor institusional, terutama mereka yang menerapkan kriteria ESG dalam strategi investasinya.
Lebih jauh, Ekky menilai bahwa penguatan posisi ESG ini juga membuka potensi bagi AVIA untuk mengakses instrumen pendanaan berkelanjutan, seperti green bond, serta memperluas pasar ke segmen yang lebih sadar lingkungan.
Meski begitu, ia menggarisbawahi bahwa dalam jangka pendek, pengaruh dari pengumuman ini terhadap harga saham kemungkinan masih terbatas.
“Industri cat sangat kompetitif dan sensitif terhadap harga bahan baku global. Namun dalam jangka menengah hingga panjang, keberhasilan implementasi ESG bisa menjadi katalis signifikan bagi AVIA,” katanya.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Big Banks Usai Libur Panjang, Selasa (10/6)
Ekky menilai bahwa jika strategi keberlanjutan dijalankan secara konsisten dan AVIA mampu mengembangkan portofolio produk ramah lingkungan, potensi peningkatan pendapatan dan margin laba dapat terbuka.
Namun demikian, ia juga mengingatkan adanya risiko jika komitmen ESG tersebut tidak diimplementasikan secara nyata. Kegagalan dalam realisasi berpotensi merusak reputasi perusahaan dan menimbulkan skeptisisme dari investor.
Selain itu, biaya tambahan dalam tahap awal implementasi ESG dapat menjadi tekanan terhadap struktur biaya perusahaan.
Baca Juga: Setelah Bagi Dividen, Cermati Prospek dan Rekomendasi Saham UNVR
Dari sisi pergerakan harga, Ekky melihat bahwa AVIA sudah mulai menunjukkan rebound sejak Februari 2025. Dalam jangka menengah, tren penguatan dinilai masih terbuka dengan target harga di kisaran Rp 500.
“Jika strategi ESG dieksekusi dengan baik, tidak menutup kemungkinan saham AVIA dapat bergerak menuju Rp 580 - Rp 600,” tutupnya.
Selanjutnya: Kenali DOMS Rasa Nyeri yang Muncul Sehari Setelah Melakukan Olahraga
Menarik Dibaca: Kenali DOMS Rasa Nyeri yang Muncul Sehari Setelah Melakukan Olahraga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News