kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi para analis untuk saham KBLI


Kamis, 20 April 2017 / 21:03 WIB
Simak rekomendasi para analis untuk saham KBLI


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Gencarnya pemerintah dalam membangun pembangkit listrik menjadi berkah untuk emiten kabel, terutama PT KMI Wire and Cable Tbk. Proyek 35 gigawatt( GW) yang saat ini masih berlanjutnya membuat emiten dengan kode KBLI ini diprediksi kinerjanya akan ciamik.

Tahun lalu KBLI membukukan pendapatan sebesar 2,81 triliun naik 5,6% dibanding tahun sebelumnya Rp 2,66 triliun. Untuk laba bersih yang berhasil dibukukan KBLI sekitar Rp 334,3 miliar tumbuh lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu Rp 115,3.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi penyumbang terbanyak pendapatan KBLI yaitu sekitar 40% atau sekitar Rp 1,12 triliun. Kontribusi PLN tahun ini meningkat 83% dibanding tahun sebelumnya Rp 613 miliar. Hingga 2019 diperkirakan kontribusi PLN terhadap pendapatan KBLI meningkat menjadi 51%.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya berpendapat, banyaknya permintaan PLN akan kabel aluminium yang digunakan untuk mentransmisikan listrik dari pembangkit listrik menjadi katalis positif untuk KBLI. Ditambah lagi pesaing KBLI yang sedikit, pesaing utama yang juga memasok kabel untuk PLN adalah Voksel Electric.

"Kemampuan perseroan untuk mempertahankan marjin cukup bagus. Sebab, perseroan memproduksi kabel berdasarkan order sehingga average selling price (ASP) mengikuti tingkat harga komoditas saat ini. Selain itu kemungkinan besar valuasi KBLI akan rerating," ujar Christine dalam riset 9 Maret 2017 lalu.

Menurutnya kinerja yang cemerlang tahun lalu didukung oleh kontribusi pendapatan dari PLN di mana kontribusi tahun ini dua kali lipat tahun 2014. Ke depan, kontribusi dari proyek-proyek PLN diperkirakan mencapai 51% dari total pendapatan KBLI di 2019.

Dia juga menilai bahwa kemungkinan besar valuasi KLBI akan rerating, karena saat ini KBLI diperdagangkan pada valuasi yang 71% lebih murah dibanding perusahaan sejenis seperti Schneider Electric, Omron Corp, LS Industrial Systems, TBEA Co Ltd, yang diperdagangkan pada rata-rata P/E 16.7x. "Menurut kami valuasi dapat rerating menuju +2 standar deviasi yaitu pada P/E 11.6x dengan harga saham Rp 1.020," paparnya.

Analis Trimegah Securities, Billy Theodorus berpendapat kinerja KBLI ke depan akan lebih bagus sebab, KBLI merupakan salah satu emiten yang mendapatkan berkah dari proyek 35 GW pemerintah.

Apalagi emiten ini sudah menekan kontrak penjualan kabel dengan PLN sampai 2019. "KBLI menjadi penerima manfaat dari proyek 35GW, saat ini KBLI menjadi pemasok terbesar kabel ke PLN," ujarnya.

Untuk menangkap peluang pasar, emiten kabel ini akan meningkatkan kapasitas produksi kabel aluminium hingga mencapai 32.000 ton per tahun. Dengan ini tentunya KBLI dapat mempertahankan posisinya sebagai pemasok kabel utama untuk PLN.

Billy menargetkan pendapatan KBLI di tahun ini tumbuh sebesar 12,5% menjadi Rp 3,16 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,81, sedangkan untuk laba bersih dia diprediksikan tumbuh 6,8% menjadi Rp 357 miliar dari tahun sebelumnya Rp 334 miliar.

Analis NH Korindo Sekuritas, Bima Setiaji menyampaikan KBLI merupakan emiten yang menjual kabel tembaga dan kabel aluminium yang dibutuhkan untuk transmisi dan distribusi listrik.

Dengan produknya ini KBLI diuntungkan dari program listrik 35 GW. "Saat ini KBLI menjual 32% produk ke PLN, terbanyak di antara emiten sejenis," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (20/4).

Selain itu marjin keuntungan kotor dan bersih juga mengalami peningkatan, seiring dengan semakin banyaknya porsi penjualan kabel ke PLN. Ke depan permintaan kabel oleh PLN akan semakin besar dan penjualan akan mengalami peningkatan sehingga marjin keuntungan masih berpeluang meningkat.

Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji merekomendasikan add dengan target harga Rp 1.010. Sementara Billy merekomendasikan buy dengan target harga Rp 700 dan Bima merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×