Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
Apalagi emiten ini sudah menekan kontrak penjualan kabel dengan PLN sampai 2019. "KBLI menjadi penerima manfaat dari proyek 35GW, saat ini KBLI menjadi pemasok terbesar kabel ke PLN," ujarnya.
Untuk menangkap peluang pasar, emiten kabel ini akan meningkatkan kapasitas produksi kabel aluminium hingga mencapai 32.000 ton per tahun. Dengan ini tentunya KBLI dapat mempertahankan posisinya sebagai pemasok kabel utama untuk PLN.
Billy menargetkan pendapatan KBLI di tahun ini tumbuh sebesar 12,5% menjadi Rp 3,16 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,81, sedangkan untuk laba bersih dia diprediksikan tumbuh 6,8% menjadi Rp 357 miliar dari tahun sebelumnya Rp 334 miliar.
Analis NH Korindo Sekuritas, Bima Setiaji menyampaikan KBLI merupakan emiten yang menjual kabel tembaga dan kabel aluminium yang dibutuhkan untuk transmisi dan distribusi listrik.
Dengan produknya ini KBLI diuntungkan dari program listrik 35 GW. "Saat ini KBLI menjual 32% produk ke PLN, terbanyak di antara emiten sejenis," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (20/4).
Selain itu marjin keuntungan kotor dan bersih juga mengalami peningkatan, seiring dengan semakin banyaknya porsi penjualan kabel ke PLN. Ke depan permintaan kabel oleh PLN akan semakin besar dan penjualan akan mengalami peningkatan sehingga marjin keuntungan masih berpeluang meningkat.
Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji merekomendasikan add dengan target harga Rp 1.010. Sementara Billy merekomendasikan buy dengan target harga Rp 700 dan Bima merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News