Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto
Namun analis Samuel Sekuritas, Marlene Tanumihardja optimistis kinerja CPIN di tahun ini akan bagus yang didorong beberapa katalis di antaranya yaitu pertama daya beli masyarakat yang sudah mulai pick up sejak Maret. Kedua harga DOC dan broiler sudah mulai merangkak naik setelah adanya pengurangan produksi seiring intervensi dari pemerintah.
Ketiga ekspansi yang lebih konservatif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan keempat rupiah yang lebih stabil jika dibandingkan tahun 2015 dan 2016. "Dan capaian kinerja terutama laba bersih yang lebih baik jika dibanding dengan JPFA dan CPIN," ujar Marlene.
Dia juga memaparkan kinerja CPIN kuartal I tahun ini, Meskipun laba bersih turun 18% year on year (yoy) dibanding periode sama tahun lalu namun, CPIN masih mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp 625 miliar dibandingkan rugi pada kuartal empat 2016 sebesar 272 miliar.
Meskipun laba bersih turun yoy, namun CPIN membukukan kenaikan pendapatan sebesar 33% yoy menjadi Rp 12 triliun.
Meskipun ada penurunan harga DOC pada Januari dan Februari namun tidak memberikan dampak negatif bagi perusahaan. Lemahnya daya beli masyarakat pada bulan tersebut juga tidak mempengaruhi kinerja top line.
Dengan itu, dia memprediksi pada kuartal-kuartal selanjutnya CPIN akan mencetak kinerja lebih baik, mengingat angka penjualan kuartal satu merupakan yang terendah (low base) dibanding kuartal lainnya.
Joni memprediksi hingga akhir tahun CPIN akan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 11% menjadi Rp 42,47 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 38,25 triliun. Untuk laba bersih Joni memprediksi tumbuh 40,8% menjadi Rp 3,12 triliun dibanding tahun lalu Rp 2,22 triliun.
Untuk itu Zabrina merekomendasikan hold dengan target harga Rp 3.450 per saham. Sedangkan Joni merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.690 dan Marlene merekomendasikan buy dengan target harga Rp 4.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News