kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.887   61,00   0,38%
  • IDX 7.129   -31,79   -0,44%
  • KOMPAS100 1.094   -0,86   -0,08%
  • LQ45 868   -3,58   -0,41%
  • ISSI 216   0,12   0,05%
  • IDX30 443   -2,98   -0,67%
  • IDXHIDIV20 536   -4,30   -0,80%
  • IDX80 125   -0,18   -0,15%
  • IDXV30 133   -2,27   -1,67%
  • IDXQ30 148   -1,19   -0,80%

Simak Rekomendasi dan Catatan Analis Saat Saham Grup Bakrie Menyala Lagi


Kamis, 22 Februari 2024 / 19:20 WIB
Simak Rekomendasi dan Catatan Analis Saat Saham Grup Bakrie Menyala Lagi
ILUSTRASI. Perusahaan logistik dan transportasi pertambangan, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Barisan saham emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie menyala lagi. Motor penggeraknya adalah dua emiten anyar, yakni PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) dan PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII). 

VKTR ngebut dengan penguatan empat hari beruntun. Harga saham emiten yang bergerak di bidang perdagangan kendaraan listrik dan komponen suku cadang ini melejit 17,33% ke level Rp 176 per saham pada perdagangan Kamis (22/2).

Emiten bungsu dari Grup Bakrie, ALII juga melaju kencang dengan penguatan lima hari berturut-turut. Harga saham emiten jasa pengangkutan laut dan intermediate stockpile ini lanjut menguat 9,40% ke posisi Rp 815 per saham.

Dibandingkan dengan harga penawaran saat initial public offering (IPO), harga ALII saat ini sudah melejit 199,63%. Belum genap sebulan, ALII baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Februari 2024.

Baca Juga: Bangun dari Tidur, Saham Grup Bakrie Ini Beramai-ramai Naik Lagi

Saham-saham terafiliasi Grup Bakrie lainnya juga menyala pada perdagangan Kamis (22/2). Tengok saja saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang naik 3,49% ke posisi Rp 89 per saham. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menguat 5,58% ke level Rp 208 per saham. 

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melejit 7,14% ke harga Rp 60 per saham. Sedangkan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) hanya naik tipis 0,69% ke level Rp 145 per saham.  Meski sempat naik, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) ditutup stagnan seperti harga pada penutupan hari sebelumnya.

Nyala sederet saham Grup Bakrie tersebut turut membangunkan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang tertidur di level gocap. BNBR sempat berayun di harga Rp 51 - Rp 52, meski ditutup kembali pada harga Rp 50 per saham.

Namun, momentum saat ini tak mampu membangunkan seluruh saham terafiliasi Grup Bakrie. Lantaran masih banyak saham yang terlelap sebagai saham gocap, yakni saham-saham yang terjerat notasi khusus dari BEI.

Mereka adalah PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) dan PT Graha Andrasentra Propetindo Tbk (JGLE). 

Catatan dan Rekomendasi Analis

Founder & CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto mengamati ada katalis yang cukup bervariasi dalam lonjakan saham terafiliasi Grup Bakrie. 

Meski bukan menjadi faktor yang dominan, Fendi memandang kemenangan Prabowo - Gibran dalam hitung cepat (quick count) Pemilihan Presiden (Pilpres) menjadi bagian dari sentimen positif bagi Grup Bakrie.

 

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Mitra Pinasthika (MPMX) yang Menargetkan Pendapatan Naik 5%

Hal ini lantaran Bakrie menjadi salah satu pendukung pasangan capres-cawapres yang berpeluang besar menang satu putaran tersebut. 

"Kemungkinan ada juga sentimen itu (Pilpres). Investor dan trader berpersepsi akan ada dampak positifnya terhadap bisnis Grup Bakrie," kata Fendi kepada Kontan.co.id, Kamis (22/2).

Kemudian, secara khusus Fendi menyoroti VKTR yang terdongkrak oleh insentif dari pemerintah terkait kendaraan listrik alias electric vehicle (EV). 

Menyusul terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Roda Empat Tertentu dan KBLBB Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah (DTP).

Dalam beleid tersebut, pemerintah melanjutkan insentif untuk pembelian mobili listrik. Pemerintah memotong tarif PPN sebanyak 10%, dari sebelumnya 11% menjadi hanya 1% dari harga jual kendaraan.

Syarat untuk menerima PPN DTP sebesar 10% tersebut, KBLBB harus memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%. Jika hanya memenuhi TKDN 20% sampai dengan kurang dari 40%, maka insentif PPN DTP yang diberikan hanya 5%.

Hal ini mengembuskan angin segar bagi VKTR sebagai produsen komponen suku cadang dan menggarap bus listrik. 

"(Insentif) ini memberikan kepastian bagi produsen, sehingga memberikan harapan baru bagi VKTR. Sehingga untuk saat ini sahamnya lebih memiliki potensi," imbuh Fendi.

Pengamat pasar modal & founder WH-Project William Hartanto menambahkan, pendongkrak saham VKTR juga datang dari kemitraan dengan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS). 

Baca Juga: Bidik Pendapatan Rp 418 Miliar di 2024, Cek Rekomendasi Saham Grahaprima (GTRA)

Melalui anak usahanya, emiten terafiliasi Grup Salim itu bekerjasama dengan VKTR untuk meningkatkan inovasi dan mempercepat adopsi EV serta elektrifikasi dalam segmen kendaraan komersial.

"Posisi (Bakrie) sebagai pendukung Prabowo - Gibran hanya sentimen sementara saja. Namun pada VKTR, sentimen kemitraan dengan IMAS memungkinkan untuk penguatan lebih lanjut," ungkap William.

Equity Sales Jasa Utama Capital Sekuritas Alfredo Gusvirli mengamini, kerja sama VKTR dengan IMAS menjadi sentimen penggerak. Sementara untuk saham anyar Grup Bakrie, yakni ALII, terpapar sentimen positif sebagai saham yang baru IPO sehingga return-nya masih cukup signifikan. 

Alfredo mengingatkan, kecenderungan penguatan saham Grup Bakrie secara umum masih bersifat sementara. Dus, dia menyarankan pelaku pasar agar lebih baik wait and see terlebih dulu.

Fendi punya pandangan serupa, bahwa penguatan saham-saham Grup Bakrie cenderung bersifat spekulatif. Dia mengingatkan investor maupun trader agar lebih berhati-hati, jika ingin memanfaatkan momentum untuk koleksi.

Saran Fendi, tetap selektif dengan mencermati kembali kondisi fundamental, prospek bisnis dan valuasi masing-masing emiten. 

"Kenaikan tajam yang tidak diikuti dengan fundamental value nanti berisiko tinggi. Oleh sebab itu, hati-hati. Namun masih bisa memanfaatkan momentum penguatan," tegasnya.

William melihat momentum penguatan jangka pendek saat ini bisa dimanfaatkan untuk trading. Pelaku pasar bisa melirik saham VKTR, ALII, DEWA, dan ENRG. Estimasi William untuk VKTR, penguatan berpotensi lanjut ke level Rp 180 - Rp 200 dengan mencermati support di Rp 164.

Baca Juga: Analis Proyeksikan Saham BRIS Bisa Tembus Rp 2.700 Per saham, Ini Analisanya

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengamati secara teknikal tujuh saham yang terafiliasi Grup Bakrie. Herditya merekomendasikan trading buy saham VKTR dengan support Rp 164 dan resistance Rp 185.

Herditya juga menyematkan rekomendasi trading buy untuk saham ALII (support Rp 690 dan resistance Rp 865), BUMI (support Rp 85 dan resistance Rp 91) dan UNSP (support Rp 105 dan resistance Rp 110). 

Rekomendasi lainnya, speculative buy saham DEWA (support Rp 55 dan resistance Rp 61) dan buy if break untuk ENRG dengan support Rp 199 dan resistance Rp 212. Kemudian, wait and see untuk saham BRMS. 

Sedangkan Alfredo melirik DEWA dan BUMI untuk trading, dan wait and see untuk saham Grup Bakrie lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×