kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Simak rekomendasi analis untuk saham emiten logam dan mineral


Minggu, 20 Oktober 2019 / 21:13 WIB
Simak rekomendasi analis untuk saham emiten logam dan mineral
ILUSTRASI. Sejumlah karyawan mengamati layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2019).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis memprediksi sejumlah emiten logam dan mineral masih menarik hingga akhir tahun nanti.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menyampaikan beberapa emiten mineral masih menarik, salah satunya lantaran stok nikel yang menipis.

Baca Juga: Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin berjalan lancar, simak prediksi IHSG pekan ini

Kemudian untuk PT Timah Tbk (TINS) yang membatasi produksi diprediksi akan meningkatkan harga timah, sementara untuk prospek emiten yang memproduksi emas juga masih cukup baik.

Chris menyampaikan kondisi harga beberapa komoditas yang menguat menjadi sentimen positif bagi mereka. "Sentimen negatif dari kinerja masing-masing perusahaan yang mempunyai beban operasional cukup tinggi," ujarnya, Jumat (18/10).

Adapun perusahaan seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) yang berupaya untuk menggenjot produksi dinilai mampu menggenjot kinerja keuangan lantaran mampu menjual dengan harga yang cukup tinggi.

Baca Juga: Pasca pelantikan presiden dan wapres terpilih, IHSG diprediksi positif

Namun, untuk TINS saat ini menahan produksi agar harga timah dunia dapat meningkat. "TINS harus mengurangi biaya operasional sehingga perusahaan menjadi lebih baik secara keuangan," tambahnya.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas juga menilai untuk emiten yang memproduksi komoditas nikel masih memiliki harapan untuk mencetak kinerja lebih baik.

"Karena memang harga nikel dalam tren kenaikan dan memang stok global dalam penurunan. Ini menjadi sentimen positif," tuturnya, Minggu (20/10).

Baca Juga: Seloroh PM Singapura ketika bertemu Jokowi di Istana Merdeka

Meski dari komoditas timah masih mengalami penurunan harga, ia menuturkan untuk jangka waktu pendek saat ini tengah menguat. "Masih lebih baik wait and see, melihat permintaan timah ke depannya dan pergerakan komoditasnya seperti apa," paparnya.

Sukarno merekomendasikan investor untuk buy saham TINS untuk jangka pendek. Sementara Chris merekomendasikan investor untuk beli saham INCO dengan target harga Rp 4.000 per saham hingga akhir tahun, ia juga menargetkan harga ANTM Rp 1.300 per saham, DKFT dengan target harga Rp 250 per saham, dan TINS dengan target harga Rp 1.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×