kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi analis untuk saham Bank Syariah Indonesia (BRIS)


Rabu, 15 September 2021 / 19:59 WIB
Simak rekomendasi analis untuk saham Bank Syariah Indonesia (BRIS)
ILUSTRASI. Petugas BSI sedang melayani nasabah di KC Thamrin


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berhasil masuk jajaran saham berkapitalisasi pasar besar dalam indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) yang berlaku mulai 17 September 2021.

Jika dilihat fundamentalnya, Okie Ardiastama, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, fundamental BRIS sekarang terbilang cukup kuat. Terlebih, manajemen BRIS terus memaksimalkan pelayanan perbankan konvensional maupun digital.

Selain itu, Bank Syariah memiliki basis pelanggan yang besar, kini BRIS telah mempunyai 15 juta nasabah, sehingga hal tersebut dapat menjadi pondasi yang cukup kuat.

Lebih lanjut Okie bilang, adanya pemulihan perekonomian pada paruh kedua tahun ini juga dapat menjadi katalis positif bagi BRIS. 

Menurutnya, dana murah masih menjadi strategi manajemen BRIS guna menopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).

Baca Juga: Bisnis bank syariah berpeluang tumbuh, simak rekomendasi saham BSI (BRIS)

“Peralihan akun dari BNI Syariah, ex BRIS, dan Mandiri Syariah menjadi penopang kenaikan signifikan pada perolehan DPK,” kata Okie, Rabu (15/9).

 

Ia memproyeksikan pada tahun 2021 DPK BRIS bisa naik sebesar 149,9% yoy. Perhitungan pertumbuhan tersebut didorong oleh naiknya jumlah saving deposit sebesar 19,05% yoy, sedangkan time deposit sebesar 125,3% yoy.

Per semester I-2021, BRIS membukukan laba bersih sebesar Rp 1,48 triliun, naik 34,29% secara year on year (yoy). Kenaikan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga sehingga biaya dana dapat ditekan.

Okie merekomendasikan buy saham BRIS dengan target harga Rp 2.730. Ia bilang harga target tersebut merefleksikan 2.3x PBV 12 bulan berjalan.

Menurutnya, risiko perlambatan dari pemulihan ekonomi nasional menjadi perhitungan asumsi dari target harga tersebut. Target harga ini belum mempertimbangkan adanya rights issue yang saat ini masih dalam rencana manajemen.

“Namun kami melihat dampak dari rights issue tersebut tidak terlalu signifikan terhadap asumsi perhitungan ini. Faktor likuiditas dan besarnya cakupan pasar BRIS pasca merger menjadi kekuatan pada keunggulan kompetitif,” pungkasnya.

Selanjutnya: FTSE Merombak Susunan Jajaran Saham dari Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×