Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten sub sektor peralatan rumah tangga telah melansir laporan keuangannya. Beberapa mencatatkan kinerja positif tapi ada juga yang merugi.
Analis menilai kinerja sektor ini akan mendapat angin positif di semester II 2019 sehingga bisa jadi pilihan investasi.
Baca Juga: Catat kinerja positif, begini rencana Integra Indocabinet (WOOD) hadapi semester II
Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan memang secara umum emiten di sub sektor rumah tangga akan membaik pada paruh kedua tahun ini.
“Namun emiten di sub sektor ini kapitalisasi pasarnya masih kecil, tidak likuid, dan rentan dengan pergerakan yang fluktuatif,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/8).
Misalnya saja saham Chitose Internasional Tbk (CINT) yang kapitalisasi pasarnya hanya 276 miliar dengan frekuensi transaksi per hari hanya 28 kali dan volume transaksinya hanya 283 ribu.
Adapun kinerja sahamnya tercatat secara year to date (YTD) menurun 2,72% dan selama setahun juga turun hingga 11,54%.
Baca Juga: Ace Hardware Tbk (ACES) bidik pertumbuhan pendapatan gerai tahun ini
Wawan menyarankan kepada investor yang mau memasuki sub-sektor rumah tangga untuk melakukan diversifikasi investasi. Jadi tidak semua uangnya diinvestasikan untuk sektor ini. S
ecara sentimen Wawan melihat ada angin segar yang berhembus ke emiten rumah tangga karena suku bunga yang turun turut meningkatkan gairah masyarakat untuk berbelanja.
Wawan spesifik mencermati saham PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) yang menurutnya paling bagus karena kapitalisasi pasar cukup besar dibanding yang lain.
Baca Juga: Waskita Beton Precast (WSBP) bukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 3,25 triliun
Melansir data dari RTI saham WOOD memiliki kapitalisasi pasar 5,27 triliun. Adapun pergerakannya dalam enam bulan terakhir positif naik 38,02% dan secara setahun sahamnya menghijau hingga 68,35%.
Kemudian melihat dari perolehan kinerjanya di semester I 2019, WOOD juga mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 10% year on year (yoy) menjadi Rp 977,54 miliar.
Adapun laba berjalannya juga kerap tumbuh 8,85% yoy menjadi Rp 123,06 miliar dari sebelumnya Rp 113,74 miliar.
Baca Juga: Pendapatan PP Presisi (PPRE) melonjak 20% di semester I menjadi Rp 1,6 triliun
Wawan melihat juga valuasi saham WOOD masih oke. Namun saat ini kenaikannya sudah di atas rata-rata industri sehingga bisa gunakan strategi buy on weakness.
Bagi investor yang sudah punya sahamnya bisa saja menunggu karena menurut Wawan saham WOOD masih ada potensi naik.
Saat ini saham WOOD berada di level Rp 835 per saham dan hingga akhir tahun Wawan memproyeksikan kenaikannya bisa sampai Rp 900.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News