kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi analis terhadap 13 penghuni baru Indeks SMC Liquid


Senin, 28 Januari 2019 / 11:19 WIB
Simak rekomendasi analis terhadap 13 penghuni baru Indeks SMC Liquid


Reporter: Aldo Fernando | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain menyimak saham-saham bluechip, para investor juga bisa mempertimbangkan saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil sampai menengah, seperti saham-saham di Indeks Small-Mid Cap (SMC) Liquid.

Pada Kamis (24/1) berdasarkan pengumuman hasil evaluasi Bursa Efek Indonesia (BEI) SMC Liquid kedatangan 13 penghuni baru yang menarik untuk disimak.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, saham-saham di indeks SMC Liquid bisa dijadikan acuan trading karena memiliki likuiditas yang tinggi. Nafan bilang, hal tersebut karena pergerakan saham di indeks tersebut sangat likuid.

“Juga, karena kinerja indeks tersebut masih berpotensi melanjutkan uptrend secara teknikal dan sejauh ini, rata-rata kinerja fundamental emiten-emiten pada indeks tersebut baik,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (28/1).

Nafan menambahkan, hal yang penting dicermati dalam memilih saham-saham kecil-menengah seperti SMC Liquid, di antaranya kinerja fundamental perusahaan yang kokoh dan mempunyai prospek yang positif ke depannya.

Selain itu, perlu juga investor memperhatikan emiten-emiten yang memiliki pergerakan saham yang relatif masih murah dan rendah.

Sebagai informasi, imbal hasil (return) Indeks SMC Liquid melemah -19,58 poin atau sebesar -5,49% year on year (yoy). Namun, selama Januari 2019, return indeks tumbuh 39,66% atau sebesar 13%. Pada penutupan pasar Jumat pekan lalu (25/1), return SMC Liquid mencapai level tertinggi sejak April 2018, yakni sebesar 337,155.

Berikut ini daftar 13 saham baru di Indeks SMC Liquid untuk periode Februari – Juli 2019 dan rekomendasi dari Nafan:

1. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

Buy ADRO dengan target harga jangka pendek di level 1.430.

2. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS)

DMAS sudah jenuh beli atau overbought. Rekomendasi: hold dengan target price di level 200.

3. PT Elnusa Tbk (ELSA)

Buy ELSA dengan target price jangka menengah hingga jangka panjang di level 454.

4. PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)

Buy HOKI dengan target price jangka pendek hingga jangka menengah di level 875.

5. PT Indika Energy Tbk (INDY)

Buy INDY dengan target price jangka menengah hingga jangka panjang di level 2.660.

6. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

Hold JPFA karena harga sudah terlalu tinggi dengan harga jangka pendek hingga jangka menengah 2.910.

7. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN)

Hold MAIN karena harga sudah terlalu tinggi dengan target price jangka panjang di 2.200.

8. PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS)

Akumulasi buy MCAS dengan target harga jangka menengah di 3.560.

9. PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN)

Hold PNBN karena sudah terlalu tinggi dengan target price jangka menengah di level 1.520.

10. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)

Akumulasi buy TKIM dengan target price jangka menengah di 14.525.

11. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

Hold TOWR karena harga sudah terlalu tinggi dengan target price jangka menengah di level 862.

12.PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD)

Akumulasi buy WOOD dengan target price jangka menengah hingga jangka panjang di level 715.

13.PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)

Akumulasi buy WTON dengan target price jangka menengah hingga jangka panjang di level 460.

Sebagai informasi, SMC Liquid diluncurkan berbarengan dengan indeks SMC Composite oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 21 Desember 2017.

Saham-saham yang masuk ke dalam indeks SMC Composite merupakan saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah, yakni berkisar di angka 1 triliun hingga Rp 50 triliun.

Konstituen saham yang masuk ke dalam indeks SMC Liquid dipilih dari saham-saham di Indeks iDC SMC Composite.

Syarat untuk masuk ke dalam indeks SMC Liquid tersebut mempertimbangkan kriteria likuiditas, seperti nilai transaksi, kapitalisasi pasar atas saham free float dan harga saham.

Selain itu, BEI juga mencermati aspek kondisi keuangan, kelangsungan usaha ,dan cakupan riset dari para analis efek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×