kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak realisasi produksi nikel Aneka Tambang (ANTM) dan Vale Indonesia (INCO) di 2020


Kamis, 04 Februari 2021 / 17:20 WIB
Simak realisasi produksi nikel Aneka Tambang (ANTM) dan Vale Indonesia (INCO) di 2020
ILUSTRASI. Foto udara pabrik pengolahan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. ANTARA FOTO/Jojon/wsj.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten produsen nikel Tanah Air, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) telah melaporkan realisasi produksi nikel sepanjang 2020.

INCO memproduksi 72.237 metrik ton nikel dalam matte sepanjang 2020. Realisasi ini naik 2% dibandingkan capaian pada 2019 yakni 71.025 ton. 
Hanya saja, capaian ini berada sedikit di bawah rencana produksi baru yang dipasang INCO tahun lalu, yakni di kisaran 73.000 ton.

Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan angka produksi ini memang sedikit lebih rendah dari angka yang diumumkan sebelumnya. Hal ini karena adanya pemeliharaan terencana (planned maintenance) yang memakan waktu lebih lama dari yang direncanakan.

Tetapi, angka ini masih pada kisaran angka produksi yang diharapkan Vale Indonesia. “Di tengah-tengah tantangan beroperasi dalam kondisi pandemi, angka tersebut kami anggap cukup baik,” terang Bernardus saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (4/2).

Produksi nikel dalam matte INCO khusus di kuartal keempat 2020 sebesar 16.445 metrik ton. Angka ini 16%  lebih rendah dibandingkan realisasi produksi di kuartal ketiga 2020 sebesar 19.477 metrik ton. Hasil tersebut juga 20%  lebih rendah dibandingkan produksi di kuartal IV-2019 sebanyak 20.494 metrik ton.

Baca Juga: Investasi Tesla di RI jadi sentimen jangka panjang untuk Antam (ANTM) dan Vale (INCO)

Penurunan produksi di kuartal keempat tahun lalu lebih disebabkan adanya aktivitas pemeliharaan yang terencana.

Sementara ANTM tercatat telah melaporkan realisasi penjualan dan produksi nikel tahun lalu. Emiten pelat merah ini menjual 26.163 ton nikel dalam feronikel (TNi) sepanjang 2020, yang menurun tipis 0,18% dari tahun sebelumnya yang sebesar 26.212 TNi. 

Namun, ANTM mencatatkan volume (unaudited) produksi feronikel sebesar 25.970 TNi yang merupakan capaian produksi tertinggi sepanjang sejarah Perseroan. Realisasi ini naik 0,9% dari capaian produksi feronikel tahun sebelumnya sebesar 25.713 TNi.

Adapun sepanjang 2020, volume produksi bijih nikel (unaudited) yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTM dan pelanggan domesti tercatat sebesar 4,76 juta wmt, menurun  45,2% dari tahun sebelumnya yakni 8,69 juta wmt. 

Di sisi lain, penjualan bijih nikel sepanjang 2020 sebesar 3.29 juta wmt atau turun 56,39% dari realisasi tahun 2019 yang mencapai 7.55 juta wmt.

SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan, ANTM tidak lagi menjual bijih nikel ke pasar ekspor sepanjang 2020. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk menangguhkan izin penjualan ekspor bijih nikel pada awal tahun 2020.

Kunto mengatakan, penjualan bijih nikel ANTM pada tahun 2020 sepenuhnya diserap oleh pelanggan di pasar domestik. 

“Oleh karena itu, tingkat produksi bijih nikel ANTM menyesuaikan tingkat kebutuhan penjualan serta tingkat penyerapan bijih nikel untuk keperluan pabrik feronikel milik ANTM,” terang Kunto kepada Kontan.co.id, Selasa (2/2).

Selanjutnya: Ada proyek rebuild furnace, simak perkiraan produksi nikel Vale Indonesia (INCO)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×