kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak racikan portofolio di tengah ancaman virus corona


Selasa, 28 Januari 2020 / 22:36 WIB
Simak racikan portofolio di tengah ancaman virus corona
ILUSTRASI. Investor melintas di depan papan pergerakkan saham emiten di Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

Sementara, Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyarankan untuk jangka pendek baiknya investor tahan dulu untuk masuk ke saham. "Paling tidak tunggu sampai virus corona ini ada titik terang, waktu kasus SARS dan flu burung dibutuhkan sekitar tiga bulan hingga empat bulan untuk capai titik terang tentang penyelesaian atau pencegahan penyakit tersebut," kata Wawan. 

Namun, untuk investasi jangka panjang Wawan masih menilai saham sektor keuangan menarik untuk dimiliki karena valuasi murah. Sentimen positif sektor keuangan datang dari permodalan yang semakin kuat. 

Selain itu, sektor telekomunikasi juga menarik karena memiliki prospek kinerja disokong dengan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. 

Selain saham, Wawan mengatakan investasi di obligasi tetap menarik karena bisa menjanjikan penghasilan tetap dalam bentuk kupon. Investor bisa beli obligasi negara atau korporasi atau dimiliki lewat reksadana pendapatan tetap atau terproteksi. 

Baca Juga: Virus corona meluas, berikut sektor-sektor saham yang terdampak

Secara umum, Wawan menyarankan racikan portofolio di tahun ini 50% berbasis obligasi, 30% pada pasar uang dan 20% di saham. Dengan alokasi seperti ini, Wawan memproyeksikan investor bisa mendapatkan imbal hasil sekitar 7,5%. 

Sedangkan racikan alokasi portofolio menurut Soni terdiri dari 15% di emas atau deposito, 60% obligasi dan 25% saham. 

Sektor yang menurut Soni menarik adalah saham di sektor kesehatan seperti rumahsakit dan perusahaan obat yang cukup defensif. Namun, Soni menilai tidak banyak pilihan saham di sektor tersebut. 

Soni memproyeksikan investor akan cenderung kembali membeli saham dengan fundamental kuat seperti perbankan, telekomunikasi dan konsumer. 

Eko mengingatkan saat kondisi pasar keuangan tidak pasti, investor lebih baik mengutamakan untuk menyiapkan dana cadangan. "Racikan investasi tidak perlu dipusingkan karena tetap akan balik membaik dan dana cadangan harus disiapkan agar jangan sampai kita melepas investasi di saat kinerja turun, itu berarti merealisasikan kerugian," kata Eko. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×