Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib rupiah pada perdagangan Senin (25/10) akan ditentukan oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan pidato dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell.
Analis Monex Investindo Futures menyebut, data indeks manufaktur yang akan dirilis akan menjadi data pelengkap untuk melihat kondisi ekonomi terbaru AS. Selain itu, pidato Powell terkait kebijakan tapering juga dinantikan oleh pelaku pasar. Jika Powell memperkuat pandangan pasar soal tapering, rupiah berpotensi melemah
“Namun, sejauh ini sikap Powell sudah cenderung hawkish seiring inflasi AS yang sudah cenderung meningkat. Apalagi kenaikan harga komoditas energi belakangan ini berpotensi turut memperkuat kekhawatiran akan lonjakan inflasi,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (22/10).
Baca Juga: Sepekan lalu melemah, begini arah pergerakan rupiah pada Senin (25/10)
Sementara Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual juga melihat sentimen yang akan mewarnai perdagangan besok adalah ekspektasi tapering serta kekhawatiran akan inflasi. Menurutnya, hal ini akan membuat indeks dolar AS kembali menguat sekaligus menekan rupiah pada Senin.
Kendati begitu, ia melihat minimnya sentimen baru maupun rilis data ekonomi yang signifikan karena sudah memasuki akhir bulan akan membuat rupiah bergerak cenderung sideways. Sedangkan Faisyal meyakini pada perdagangan besok rupiah akan mencatatkan pelemahan seiring sentimen global.
Ia memproyeksikan rupiah akan berada pada rentang Rp 14.080 per dolar AS-14.150 per dolar AS. Sementara David memperkirakan rupiah akan berada pada kisaran Rp 14.100 per dolar AS-Rp 14.150 per dolar AS.
Baca Juga: Kurs rupiah melemah dalam sepekan akibat sentimen global
Adapun, pada akhir pekan kemarin rupiah di pasar spot ditutup flat di level Rp 14.123 per dolar AS. Namun, jika dihitung dalam sepekan, rupiah di pasar spot mencatatkan pelemahan 0,34%.
Sementara di kurs Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah justru melemah 0,21% dan ditutup di level Rp 14.162 per dolar AS. Alhasil, pelemahan ini membuat mata uang Garuda ini terdepresiasi 0,55% dalam sepekan terakhir.
Baca Juga: Daftar 106 pinjaman online legal dan berizin OJK per 6 Oktober 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News