Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyambut perdagangan Senin (25/10), pergerakan rupiah diperkirakan akan cenderung sideways. Hal ini seiring dengan minimnya sentimen maupun rilis data ekonomi yang berpotensi memengaruhi pergerakan rupiah.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin meyakini pasar cenderung akan bersikap wait and see pada perdagangan besok. Menurut dia, dengan minimnya sentimen maupun rilis data ekonomi, rupiah tidak akan banyak bergerak.
“Pasar akan menunggu dan mengantisipasi hasil rapat dari berbagai bank sentral pada pekan ini, khususnya sikap The Fed mengenai kejelasan tapering pada November mendatang,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Sabtu (23/10).
Baca Juga: Kurs rupiah melemah dalam sepekan akibat sentimen global
Menurut dia, sejauh ini pasar sudah mengekspektasikan keputusan The Fed terkait tapering seiring rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang baik dan angka inflasi yang terus meningkat. Namun, selama belum ada kepastian, ia memperkirakan rupiah akan bergerak mendatar.
Nanang memproyeksikan rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp 14.080 per dolar AS-Rp 14.185 per dolar AS untuk esok hari.
Adapun, rupiah di pasar spot mengakhiri perdagangan pekan lalu dengan kinerja yang flat dengan ditutup di level Rp 14.123 per dolar AS. Namun, jika dihitung dalam seminggu, rupiah sudah melemah 0,34%.
Baca Juga: Daftar 106 pinjaman online legal dan berizin OJK per 6 Oktober 2021
Sementara di kurs Jisdor Bank Indonesia (BI), pelemahan rupiah lebih dalam. Mata uang Garuda ini di level Rp 14.162 per dolar AS atau melemah 0,21%. Sedangkan untuk sepekan terakhir, pelemahannya sudah sebesar 0,55%.
Nanang menyebut pelemahan rupiah sepekan kemarin seiring sentimen eksternal di mana dolar AS dan yield US Treasury menguat. Padahal, dari dalam negeri sentimen untuk rupiah cukup bagus seiring arus dolar yang masuk ke dalam negeri cukup positif.
“Hanya saja, penguatan dolar AS yang lebih kuat membuat hal tersebut tidak memberi sentimen yang cukup untuk mendorong kinerja rupiah,” tutup Nanang.
Baca Juga: Pemerintah akan melelang 7 seri SUN dengan target Rp 12 triliun pada Selasa (26/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News