kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Simak Proyeksi Pergerakan Kurs Rupiah Untuk Senin (10/10)


Minggu, 09 Oktober 2022 / 12:23 WIB
Simak Proyeksi Pergerakan Kurs Rupiah Untuk Senin (10/10)
ILUSTRASI. Pergerakan rupiah pada Senin (10/10) utamanya akan dipengaruhi oleh faktor eksternal.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah pada Senin (10/10) utamanya akan dipengaruhi oleh faktor eksternal. Di sisi lain, cadangan devisa dalam negeri yang cukup kuat belum bisa menahan pelemahan rupiah lebih dalam.

Pada penutupan perdagangan Jumat (7/10), rupiah Jisdor melemah 0,32% menuju ke level Rp 15.246 per dolar Amerika Serikat (AS) secara harian dan melemah 0,09% secara mingguan. Sejalan, rupiah spot juga ditutup melemah 0,41% ke Rp 15.251 per dolar AS secara harian dan melemah 0,16% dalam sepekan.

Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, dari faktor eksternal, dolar AS makin perkasa setelah berhasil menguat di akhir sesi perdagangan. Rupiah diprediksi melemah menyusul langkah The Fed yang diprediksi akan kembali agresif menaikkan suku bunga di bulan November mendatang. 

Baca Juga: Terbaru, Daftar Investasi & Pinjol Ilegal September 2022, Jangan Sampai Tertipu

Terlebih, data inflasi Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) akan dirilis pekan depan. Kondisi itu menjadi perhatian pasar yang pada akhirnya memicu safe heaven pada dolar yang bakal diburu.

Selain itu, penguatan dolar pada akhir sesi perdagangan Jumat lalu turut mempengaruhi pergerakan rupiah pada Senin. Hal itu turut dipengaruhi oleh data nonfarm payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) yang dirilis Jumat (7/10), naik ke 263.000 pada September, menjadi kenaikan bulanan terkecil sejak April 2021 dan lebih rendah dari kenaikan 315.000 pada Agustus.

"Ditambah lagi angka pengangguran AS menyusut dari 3,7% menuju 3,5%, hal ini mengindikasikan sektor tenaga kerja AS masih kondusif jika dibandingkan data sebelumnya," ucap Nanang kepada Kontan.co.id, Sabtu (8/10).

Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah di Pekan Depan

Dari sisi internal, nilai tukar rupiah tertekan data inflasi Indonesia yang terlampau tinggi 5,95% YoY dan naik 1,17% secara bulanan. Nanang bilang, inflasi kian tinggi merupakan efek dari kenaikan harga-harga baik energi ataupun bahan pokok. Rupiah melemah dampak dari kekhawatiran daya beli masyarakat.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menambahkan, sepanjang pekan ini rupiah bergerak cukup fluktuatif di kisaran Rp 15.100 - Rp 15.300 terhadap dolar AS. Kebijakan The Fed yang hawkish masih membuat investasi di dolar AS tetap tinggi.

"Perkembangan kebijakan The Fed masih mempengaruhi pergerakan valas global dan rupiah," ujar Reny kepada Kontan.co.id, Jumat (7/10).

Baca Juga: Tak Berdaya, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.246 Per Dolar AS pada Jumat (7/10)

Dari dalam negeri, rilis cadangan devisa yang masih cukup kuat belum bisa menahan pelemahan rupiah lebih dalam. Akhir pekan ini, rilis data tenaga kerja AS akan menjadi sentimen perdagangan pada awal pekan depan.

Reny memperkirakan, pekan depan rupiah akan berada di kisaran Rp 14.950 per dolar AS-Rp 15.280 per dolar AS. Sementara, untuk Senin di level Rp 15.165 per dolar AS-Rp 15.248 per dolar AS. Secara teknikal, rupiah memiliki potensi penguatan.

Nanang memproyeksikan, pada Senin rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.210 per dolar AS-Rp 15.280 per dolar AS. Area ini masih akan diuji dengan mengejar zona target di kisaran resistance Rp 15.300 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×