Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sawit diproyeksikan akan membaik secara perlahan di tahun 2025. Hal ini lantaran produktivitas tanaman mulai memulih dan harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) yang masih di level tinggi.
Mengutip Bloomberg, Selasa (7/1) pukul 08.41 WIB, harga CPO untuk pengiriman Maret 2025 di Malaysia Derivatives Exchange ada di MYR 4.339 per ton, naik 0,02% dari sehari sebelumnya yang ada di MYR 4.338 per ton. Dalam sebulan, harga CPO turun 12,92%.
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) pun melihat, meskipun terjadi penurunan harga CPO dalam sebulan terakhir, namun harga rata-rata CPO (FOB Malaysia) pada kuartal IV 2024 mengalami peningkatan sebesar 21% secara kuartalan, jika dibandingkan dengan kuartal III 2024.
Baca Juga: Harga CPO Masih Tinggi, Begini Prospek Kinerja Emiten Sawit di Tahun 2025
Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk Stefanus Darmagiri mengatakan, kenaikan harga CPO itu ditopang oleh produksi yang lebih baik pada kuartal IV 2024 jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
“Hal tersebut diharapkan akan berdampak positif terhadap kinerja perseroan, khususnya pada kuartal IV,” ujarnya kepada Kontan, Senin (6/1).
Selain itu, dengan adanya wacana pemerintah untuk menaikkan biodiesel dari B30 menjadi B40 akan dapat meningkatkan permintaan CPO untuk pasar domestik pada 2025, jika dibandingkan dengan tahun 2024.
Sentimen-sentimen yang dapat mempertahankan harga CPO pada semester I 2025 adalah seasonal soft production untuk CPO, peningkatan permintaan menjelang Ramadan dan Idul Fitri pada kuartal I, serta mandat biodiesel B40 yang akan diimplementasikan pada tahun ini.
Namun, untuk target produksi tahun 2025 Stefanus bilang SGRO sedang dalam proses penyusunan budget.
“Dapat kami sampaikan bahwa produksi TBS dari kebun inti perseroan diperkirakan akan mengalami perbaikan pada tahun 2025. GAPKI memperkirakan produksi CPO nasional akan mengalami perbaikan sebesar 4%-5% pada tahun 2025,” paparnya.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati, kinerja emiten CPO per kuartal IV 2024 diproyeksikan bakal lebih baik dibandingkan tiga kuartal sebelumnya.
“Hal itu disebabkan oleh penguatan harga CPO global lantaran kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS yang membuat pasar Eropa mengalami depresiasi,” ujarnya kepada Kontan, Senin (6/1).
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Proyeksikan Produksi TBS Turun 10% di Tahun 2024
Di tahun 2025, emiten CPO dilihat bakal semakin melaju. Syaratnya, UU Deforestasi Uni Eropa ditunda atau dibatalkan dan rencana penerapan B40 oleh Pemerintah Indonesia berjalan dengan baik.
“Di sisi lain, emiten CPO juga harus tetap melakukan ekspansi bisnis dan memastikan penyerapan belanja modal (capex) dengan efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” ungkapnya.
Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk AALI dengan target harga terdekat di level Rp 6.375 per saham.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan harga saham SGRO ada di level support Rp 2.090 per saham dan resistance Rp 2.200 per saham. Rekomendasi trading buy disematkan untuk SGRO dengan target harga terdekat di level Rp 2.230 - Rp 2.300 per saham.
Selanjutnya: IHSG Berpotensi Rebound Teknikal, Ini 6 Saham Rekomendasi BNI Sekuritas (7/1)
Menarik Dibaca: IHSG Berpotensi Rebound Teknikal, Ini 6 Saham Rekomendasi BNI Sekuritas (7/1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News