Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Infovesta Utama hari ini, Senin (6/7) mengeluarkan sebuah laporan terkait sentimen yang berpotensi memengaruhi kinerja produk reksadana pada enam bulan ke depan.
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa produk reksadana berbasis saham akan punya sentimen baik dari dalam dan luar negeri. Sentimen dari dalam negeri yang akan berpengaruh adalah laporan keuangan emiten pada kuartal II-2020.
Baca Juga: IHSG positif di pekan lalu, kinerja reksadana saham jadi yang paling moncer
“Kinerja keuangan kemungkinan mencatatkan angka yang lebih buruk dibanding periode sebelumnya. Akan tetapi dampak buruk dari sentimen tersebut cenderung terbatas karena investor yang sudah memprediksi dan mengantisipasi,” tulis pihak Infovesta Utama dalam laporan tersebut.
Selain itu, investor dinilai juga masih akan menunggu perkembangan masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan vaksin virus corona apakah sukses dijalankan di Indonesia. Belum lagi, masih adanya potensi terjadinya second wave karena angka kasus baru di Indonesia setiap harinya masih belum melandai.
Sementara sentimen dari luar negeri, di Amerika Serikat akan segera dilaksanakan pemilihan presiden pada tanggal 3 November 2020 mendatang, oleh karena itu investor akan wait and see sambil mengamati keadaan ekonomi.
Kinerja reksadana berbasis pendapatan tetap diproyeksikan akan mendapat sentimen positif pada semester kedua mendatang. Hal ini didorong oleh faktor tingkat inflasi rendah yang berpotensi membuat tingkat suku bunga acuan melanjutkan tren penurunan.
Baca Juga: Unitlink pendapatan tetap juarai imbal hasil untilink lainnya di semester I-2020
Selain itu, investor asing dinilai juga memiliki potensi inflow yang lebih besar terhadap obligasi Indonesia yang tercermin dari kepemilikan SBN asing yang mengalami peningkatan selama bulan Juni sebesar Rp 4,59 triliun.
Dengan pertimbangan masih adanya ketidakpastian terhadap keadaan ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja reksadana di Indonesia, laporan tersebut menyebutkan investor dapat mempertimbangkan investasi dengan jangka waktu lebih pendek.
Investasi bisa berfokus pada reksadana berbasis pasar uang serta pendapatan tetap. Sedangkan untuk reksadana berbasis saham, investor disarankan untuk berhati-hati dengan keadaan ekonomi di masa mendatang.
Baca Juga: Meski kinerja tertekan, AAJI sebut unitlink masih penopang bisnis asuransi jiwa
Berikut kinerja produk reksadana secara year to date hingga 30 Juni kemarin:
Reksadana pasar uang menjadi jawara tercermin dari kinerja Infovesta 90 Money Market Fund Index yang tumbuh 2,42%. Sementara kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Infovesta 90 Fixed Income Fund Index tercatat tumbuh 2,41%.
Sementara dengan kinerja buruk IHSG, reksadana berbasis saham kompak mencatatkan pertumbuhan negatif. Reksadana campuran yang tercermin dari Infovesta 90 Balanced Fund Index mengalami koreksi 11,34%. Sedangkan reksadana saham menjadi reksadana dengan kinerja paling buruk tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index yang terkoreksi 22,12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News