Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Handoyo .
Selain itu, investor asing dinilai juga memiliki potensi inflow yang lebih besar terhadap obligasi Indonesia yang tercermin dari kepemilikan SBN asing yang mengalami peningkatan selama bulan Juni sebesar Rp 4,59 triliun.
Dengan pertimbangan masih adanya ketidakpastian terhadap keadaan ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja reksadana di Indonesia, laporan tersebut menyebutkan investor dapat mempertimbangkan investasi dengan jangka waktu lebih pendek.
Investasi bisa berfokus pada reksadana berbasis pasar uang serta pendapatan tetap. Sedangkan untuk reksadana berbasis saham, investor disarankan untuk berhati-hati dengan keadaan ekonomi di masa mendatang.
Baca Juga: Meski kinerja tertekan, AAJI sebut unitlink masih penopang bisnis asuransi jiwa
Berikut kinerja produk reksadana secara year to date hingga 30 Juni kemarin:
Reksadana pasar uang menjadi jawara tercermin dari kinerja Infovesta 90 Money Market Fund Index yang tumbuh 2,42%. Sementara kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Infovesta 90 Fixed Income Fund Index tercatat tumbuh 2,41%.
Sementara dengan kinerja buruk IHSG, reksadana berbasis saham kompak mencatatkan pertumbuhan negatif. Reksadana campuran yang tercermin dari Infovesta 90 Balanced Fund Index mengalami koreksi 11,34%. Sedangkan reksadana saham menjadi reksadana dengan kinerja paling buruk tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index yang terkoreksi 22,12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News