Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada awal pekan ini. Rupiah spot menguat 0,12% ke Rp 16.281 per dolar Amerika Serikat (AS) dan JISDOR menguat 0,04% ke Rp 16.286 per dolar AS pada Senin (29/7).
Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong mengatakan bahwa penguatan rupiah didorong respon positif investor terhadap data investasi asing. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi kuartal II 2024 sebesar Rp 428,4 triliun atau tumbuh 22,5% secara year on year (YoY) dan naik 6,7% dibanding kuartal sebelumnya.
"Namun, kenaikan rupiah masih terbatas karena investor cenderung wait and see menantikan FOMC dan data-data ekonomi penting AS minggu ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (29/7).
Lukman menyebutkan, sejumlah data ekonomi yang akan rilis pekan ini, seperti manufaktur ISM AS, ketenagakerjaan AS, dan data inflasi Indonesia. Diharapkan dengan data-data tersebut dapat memastikan arah suku bunga.
Dus, rupiah diperkirakan akan datar dan berkonsolidasi di kisaran Rp 16.250 - Rp 16.350 per dolar AS pada perdagangan hari ini (30/7).
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,12% ke Rp 16.281 Per Dolar AS di Akhir Perdagangan Senin (29/7)
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menuturkan bahwa fokus utama investor dari arah suku bunga. "Sementara bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, sinyal apa pun mengenai rencana untuk memangkas suku bunga akan diawasi dengan ketat," sebutnya.
Selain itu, kekhawatiran akan melambatnya pemulihan ekonomi China memicu aksi jual yang berkepanjangan. Ketidakpastian politik AS juga membebani pasar China, terutama dengan investor yang tidak yakin tentang bagaimana pemerintahan AS berikutnya akan memperlakukan Beijing.
Dari dalam negeri, momentum yang mendorong perekonomian Indonesia akan sedikit berkurang di semester II. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,9% YoY pada kuartal I, atau masih di bawah rata-rata periode sebelum Covid 19, yakni 5%.
"Kami berpendapat bahwa lambatnya penciptaan lapangan kerja di sektor formal dapat mengurangi peningkatan konsumsi pada semester kedua," paparnya.
Dus, Ibrahim memperkirakan rupiah melemah dengan rentang Rp 16.270 - Rp 16.340 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News