kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Simak Prospek Penerbitan ORI025 yang Dirilis Mulai Hari Ini (29/1)


Senin, 29 Januari 2024 / 06:29 WIB
Simak Prospek Penerbitan ORI025 yang Dirilis Mulai Hari Ini (29/1)
ILUSTRASI. Pemerintah bakal memulai penawaran ORI025 pada hari ini (29/1)


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID- JAKARTA. Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025 bakal mulai ditawarkan pada hari ini (29/1). Analis menilai produk Surat Berharga Negara (SBN) Ritel tersebut dapat menghimpun penjualan yang tinggi.

Seperti diketahui, Pemerintah telah merilis jadwal 8 penerbitan SBN Ritel di sepanjang tahun 2024. Mengacu jadwal tersebut, ORI025 bakal menjadi produk SBN Ritel pertama yang ditawarkan kepada masyarakat di tahun ini. 

ORI025 tersedia dalam dua pilihan jangka waktu yaitu 3 tahun (ORI025-T3) dan 6 tahun (ORI025-T6). Dimana, besaran kupon seri ORI025-T3 dan ORI025-T6 masing-masing sebesar 6,25% dan 6,40% dengan sifat kupon tetap (fixed rate).

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai bahwa ORI025 merupakan alternatif investasi yang cukup menarik dalam kondisi saat ini. Terutama, besaran kupon atau imbal hasil ORI025 yang jauh lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi sejenis.

Ramdhan menjelaskan, kupon ORI025 yang berada di atas level 6%, jauh lebih menarik dibandingkan instrumen sejenis seperti deposito yang memiliki imbal hasil rata-rata di bawah 5%. Perlakuan pajak ORI025 sebagai SBN Ritel juga lebih rendah sekitar 10%, ketimbang produk deposito dengan pajak kisaran 20%.

Baca Juga: Ini Besaran Kupon ORI25 yang Ditawarkan Mulai Besok (29/1)

Apalagi, ORI025 menawarkan kupon tetap (fixed rate) yang tidak berubah sampai waktu jatuh tempo. Dengan demikian, berinvestasi ORI025 merupakan kesempatan bagus bagi investor untuk mendapatkan potensi capital gain.

Ramdhan melihat bahwa suku bunga kemungkinan akan turun di tahun 2024 ini. Sehingga, investor mungkin akan membeli ORI025 supaya mendapatkan capital gain di masa depan dengan potensi kenaikan harga, sejalan dengan potensi penurunan yield obligasi.

“Bagaimanapun ORI025 tetap menguntungkan daripada produk sejenis lainnya,” ungkap Ramdhan saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (28/1).

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana sependapat bahwa potensi penurunan suku bunga di akhir tahun seharusnya menjadi peluang bagi investor mengoleksi ORI025. Tidak hanya The Fed, Bank Indonesia (BI) dinilai pasti juga akan memangkas bunga acuan ke level rendah.

Fikri menjelaskan, beberapa deposito sebenarnya cukup kompetitif, namun deposito memiliki imbal hasil yang bakal berubah mengikuti posisi suku bunga. Oleh karena itu, imbal hasil deposito dikhawatirkan bakal turun seiring pandangan suku bunga dan secara perlakuan pajak memang jauh lebih mahal ketimbang ORI025.

Terlebih, pasar saham saat ini dipandang tengah berada dalam tekanan yang mungkin bakal mendukung ORI025 sebagai alternatif investasi. Masyarakat kemungkinan juga mencari instrumen investasi pendapatan tetap (fixed income) seperti SBN Ritel di tengah ketidakpastian salah satunya menanti Pilpres Februari mendatang.

“Dengan kemungkinan suku bunga turun, kupon ORI025 mungkin yang tertinggi di tahun 2024. Tidak ada salahnya menjadikan ORI025 sebagai instrumen investasi pilihan bagi masyarakat,” imbuh Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (28/1).

Baca Juga: Penawaran ORI025 Mulai Hari Ini (29/1) Sampai 22 Februari, Kuponnya Menarik

Selain tawaran kupon yang menggiurkan, Fikri melihat bahwa literasi finansial terkait SBN ritel juga terus meluas. Hal itu tercermin dari pembelian individu untuk SBN Tradable sekitar Rp 2,8 triliun di awal tahun ini yang menunjukkan tingginya appetite investor.

Hanya saja, masyarakat kemungkinan tidak akan terlalu jor-joran seiring momentum jelang puasa hari raya pada Maret dan April 2024. Sebab, biasanya masyarakat menggunakan dana yang standby untuk membeli instrumen investasi jangka menengah - panjang.

Oleh karena itu, Fikri memprediksi, penawaran ORI025 berpotensi menghimpun penjualan sekitar Rp 15 triliun. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan capaian penjualan seri ORI sebelumnya yakni ORI024 yang terjual sebanyak Rp 14,50 triliun.

Kalau Ramdhan meyakini penjualan ORI025 dapat mencapai sekitar Rp 20 triliun. Optimisme itu dilatarbelakangi oleh faktor ORI025 sebagai produk SBN Ritel perdana yang ditawarkan di awal tahun 2024. Di samping itu, ORI025 dapat diperdagangkan (tradable) di tengah kondisi pasar yang belum terlalu likuid.

Pendalaman pasar juga terus berlanjut dengan ketersediaan produk SBN Ritel yang hampir selalu ada di sepanjang tahun. Ini berbeda dengan penjualan SBN Ritel yang dulu cuma bisa 2-3 kali dalam setahun.

“Penawaran ORI025 di awal tahun ini semestinya diserap dengan sangat baik oleh pasar,” tutur Ramdhan.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Pilihan untuk Hari Ini (29/1)

Adapun masa penawaran ORI025 akan berlangsung mulai tanggal 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024. Sementara, tanggal penetapan hasil penjualan ORI025 pada 26 Februari 2024 dan tanggal setelmen pada tanggal 28 Februari 2024.

ORI025 merupakan obligasi negara tanpa warkat, dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan hanya antar investor domestik/lokal yang mengacu pada digit ketiga kode Nomor Tunggal Identitas Pemodal (Single Investor Identification/SID).

Bagi masyarakat yang tertarik berinvestasi, ORI025 dapat dibeli secara online kapan dan di mana saja melalui 27 Mitra Distribusi yang telah ditunjuk pemerintah. Nominal pemesanan ORI025 mulai Rp 1 juta dan kelipatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×