kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Simak Prospek Kinerja Emiten Energi dan Tambang Grup Bakrie di Sisa Tahun 2025


Selasa, 02 September 2025 / 18:41 WIB
Simak Prospek Kinerja Emiten Energi dan Tambang Grup Bakrie di Sisa Tahun 2025
ILUSTRASI. Kinerja mayoritas energi dan pertambangan terafiliasi Grup Bakrie terlihat tumbuh positif pada enam bulan pertama 2025.Foto:Dok.Energi Mega Persada


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah risiko volatilitas harga sejumlah komoditas, kinerja mayoritas energi dan pertambangan terafiliasi Grup Bakrie terlihat tumbuh positif pada enam bulan pertama 2025.

Sebagai informasi, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang bergerak di bidang produksi minyak dan gas (migas) mencatatkan kenaikan penjualan bersih 18% year on year (yoy) menjadi US$ 239 juta pada semester I-2025. Laba bersih perusahaan ini juga ikut tumbuh 7% yoy menjadi US$ 35 juta. 

Sementara itu, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang bergerak di sektor tambang emas membukukan kenaikan pendapatan 97% yoy menjadi US$ 120,85 juta dan pertumbuhan laba bersih 136% yoy menjadi US$ 22,27 juta pada semester I-2025. 

Emiten Grup Bakrie di sektor jasa pertambangan, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) turut membukukan kenaikan pendapatan 6,51% yoy menjadi Rp 3,11 triliun dan laba bersih meroket 1.079,78% yoy menjadi Rp 168 miliar pada semester I-2025.

Baca Juga: Konversi Utang Jadi Saham, Aset Tanah Bakrieland Development (ELTY) Bertambah

Praktis, hanya PT Bumi Resources Tbk (BUMI) saja yang mengalami perlambatan kinerja, di mana pendapatan BUMI terkoreksi 20,4% yoy menjadi US$ 2,30 miliar pada semester I-2025. Laba bersih emiten produsen batubara ini juga merosot 76% yoy menjadi US$ 20,4 juta.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menilai, pelemahan harga batubara cukup menekan kinerja BUMI. Terlebih lagi, BUMI memiliki porsi ekspor batubara yang cukup besar, sehingga terdampak oleh perlambatan permintaan dari negara konsumen utama seperti China dan India. 

Sebaliknya, DEWA dipandang mampu meningkatkan utilisasi armada kontraktor tambang sekaligus efisiensi biaya operasional yang signifikan, sehingga kinerja mereka tetap tumbuh positif di tengah pelemahan harga komoditas batubara. "BRMS diuntungkan oleh lonjakan harga emas, sedangkan ENRG menikmati pertumbuhan produksi migas seiring harga minyak mentah yang masih relatif stabil," tutur dia, Selasa (2/9/2025).

Senior Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memperkirakan, BRMS berpeluang menjadi emiten unggulan Grup Bakrie di sektor energi dan pertambangan, mengingat harga emas dunia diprediksi akan terus menanjak. Momentum ini bisa dimanfaatkan BRMS untuk memaksimalkan potensi pendapatan dan laba bersih sampai akhir tahun nanti.

Di sisi lain, peluang bagi BUMI untuk memulihkan kinerja keuangan tetap terbuka mengingat permintaan batubara diperkirakan akan meningkat ketika memasuki musim dingin nanti. "Negara-negara yang sedang ekspansi, terutama dari sektor manufaktur, tentu sangat membutuhkan energi dan BUMI bisa memanfaatkan hal itu," kata dia, Selasa (2/9/2025).

Baca Juga: Menilik Kinerja Saham Emiten Konglomerasi, Grup Bakrie dan Prajogo Pangestu Unggul

Ditambah lagi, BUMI juga mulai melakukan diversifikasi bisnis dengan mengakuisisi tambang emas dan tembaga Wolfram Ltd di Australia. Jika ekspansi ini berhasil, maka BUMI akan diuntungkan dari sisi kinerja top line dan bottom line secara jangka panjang.

Nafan sendiri merekomendasikan akumulasi beli saham BUMI dengan target harga Rp 145 per saham. Rekomendasi akumulasi beli juga disematkan untuk saham BRMS, DEWA, dan ENRG dengan target harga masing-masing di level Rp 590 per saham, Rp 312 per saham, dan Rp 695 per saham.

Sementara itu, Wafi menyebut saham BUMI, BRMS, DEWA, dan ENRG dapat dicermati investor dengan target harga masing-masing di level Rp 150 per saham, Rp 560 per saham, Rp 350 per saham, dan Rp 530 per saham.

Selanjutnya: 4 Efek Samping Skincare Overclaim untuk Kulit, Iritasi hingga Kerusakan Ginjal

Menarik Dibaca: 4 Efek Samping Skincare Overclaim untuk Kulit, Iritasi hingga Kerusakan Ginjal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×