Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Dari sisi pergerakan saham, secara year to date (ytd), TINS unggul dibandingkan anggota Mind Id yang lain. TINS mengakumulasi kenaikan harga saham sebanyak 52,71% sejak awal tahun 2024.
Selain TINS, saham PTBA juga mengakumulasi kenaikan harga secara ytd, yakni sebesar 13,11%. Berbeda nasib dengan ANTM dan INCO yang kinerja sahamnya tertinggal, masing-masing merosot 21,11% dan 12,93%.
Pada perdagangan Rabu (4/9), keempatnya kompak merosot lebih dari 1%. TINS turun 1,99% ke posisi Rp 985, PTBA melemah 1,43% ke level Rp 2.760, ANTM anjlok 1,82% ke posisi Rp 1.345, dan INCO merosot 1,60% ke level Rp 3.690 per saham.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Batubara di Tengah Koreksi Harga Batubara
Analis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengingatkan bahwa prospek kinerja dan tren harga saham emiten tambang akan beriringan dengan laju harga komoditasnya. Dus, dia menyarankan trading plan untuk jangka pendek hingga menengah bagi keempat saham tambang BUMN ini.
Wafi melihat outlook harga komoditas nikel dan batubara bisa bergerak lebih tinggi pada paruh kedua tahun ini. Sedangkan untuk timah akan cenderung stabil usai melonjak pada semester pertama.
Kinerja ANTM berpotensi membaik dengan dorongan dari komoditas emas dan nikel. Wafi pun menjagokan saham ANTM dengan target harga Rp 1.500. Saham PTBA dan INCO pun masih layak koleksi untuk target harga Rp 2.900 dan Rp 4.300 per saham.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH Project William Hartanto melihat saham TINS dan PTBA sejauh ini paling menarik secara teknikal, sehingga keduanya masih layak dibeli. Sementara untuk INCO, William merekomendasikan buy on weakness, dan wait and see untuk ANTM.
Baca Juga: Simak! Begini Prospek Kinerja & Rekomendasi Saham Emiten yang Berganti Pengendali
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarakan buy on weaknes untuk saham PTBA. Cermati support di Rp 2.670 dan resistance pada Rp 2.850, dengan target harga Rp 2.910 - Rp 3.010.
Sedangkan untuk saham ANTM, TINS dan INCO, Herditya menyematkan rekomendasi speculative buy. Dengan target harga masing-masing di Rp 1.465 - Rp 1.525, Rp 1.060 - Rp 1.100, dan Rp 3.940 - Rp 4.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News