kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Tambang BUMN


Kamis, 05 September 2024 / 05:00 WIB
Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Tambang BUMN
ILUSTRASI. Sejumlah truk memindahkan batubara di area stockpile in pit RL 35, kawasan IUP Tambang Air Laya PT Bukit Asam Tbk, di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Rabu (18/10/2024). Emiten tambang BUMN di bawah naungan holding Mind Id, berupaya memperbaiki kinerja pada paruh kedua tahun ini.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Penjualan bijih nikel ini juga telah disepakati INCO bersama pemegang saham terbesarnya saat ini, yakni Mind Id. Pada akhir Juni lalu, INCO telah menandatangani perjanjian kerangka kerja offtake bijih dengan MIND ID mulai tahun 2026.

Presiden Direktur & Chief Executive Officer Vale Indonesia Febriany Eddy menyampaikan, saat ini ada bijih yang dihasilkan dari proses produksi, yaitu dari bulk sampling test. Sehingga penjualan bijih sudah bisa dilakukan, meski masih dalam jumlah yang mini. 

Namun, INCO perlu terlebih dulu mendapat persetujuan RKAB dari pemerintah. "Jika diizinkan, mulai tahun ini pun sebenarnya bisa dilakukan. Walau jumlahnya kecil, hanya beberapa ratus ribu ton saja. Ini juga upaya kami untuk menambah pendapatan kala harga nikel sedang turun," ungkap Febriany.

Baca Juga: Simak Prospek & Rekomendasi Saham Blue Chip Pilihan Analis Menjelang Semester II-2024

Secara kinerja, pendapatan INCO ditopang oleh nikel matte dengan target produksi tahun ini di level 70.800 ton. Hingga semester I-2024, produksi nikel matte INCO sudah mencapai 34.774 ton. 

Direktur Independen & Chief Financial Officer Vale Indonesia Rizky Andhika Putra optimistis target produksi bakal tercapai. Namun, perolehan pendapatan dan laba INCO tetap akan dipengaruhi oleh pergerakan harga nikel yang saat ini masih cenderung landai.

Dus, INCO akan fokus menggenjot efisiensi agar bisa menjaga biaya tunai (cash cost) di bawah US$ 10.000 per ton. Salah satu yang akan dilakukan INCO adalah memperbarui proses bisnis dari sisi pengadaan energi.

INCO meninjau kembali kontrak, dan akan berkolaborasi dengan MIND ID untuk menjadi bagian dari kontrak global holding tambang BUMN tersebut. "Sehingga kami bisa mendapatkan harga komoditas yang lebih baik," tandas Rizky.

Baca Juga: Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten BUMN Karya di Semester II-2024

Anggota Mind Id lainnya, yakni PT Timah Tbk (TINS) juga menggelar strategi untuk mencapai kinerja operasional. Salah satunya dengan penambahan jumlah unit produksi darat maupun laut serta pembukaan lokasi baru.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×