kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak Prospek ADRO di Tengah Rencana Aksi Korporasi dan Rekomendasi Analis


Sabtu, 26 Oktober 2024 / 16:27 WIB
Simak Prospek ADRO di Tengah Rencana Aksi Korporasi dan Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Alat berat atau dump truck membawa batubara di pertambangan PT Adaro Indonesia ditambang Tutupan Tabalong Kalimantan Selatan (19/6). Prospek PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dipandang tetap positif di tengah rencana aksi korporsinya, simak rekomendasi analis.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dipandang tetap positif di tengah rencana aksi korporsinya. Adapun perseroan bakal melepas anak usaha di lini bisnis batubara termal, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty mengatakan, pelepasan AAI akan berdampak signifikan pada fundamental ADRO. Wajar saja, AAI memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan dan laba bersih ADRO secara konsolidasi.

Berdasarkan profoma laporan keuangan per 30 Juni 2024, ADRO juga memperkirakan pendapatan dan laba bersih, masing-masing turun 65% dan 64%. "Namun, divestasi ini juga bisa memberikan keuntungan strategis," kata Arinda kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10).

Baca Juga: Prospek Adaro Energy (ADRO) di Tengah Rencana Aksi Korporasi dan Rekomendasi Analis

Menurutnya, dengan mengurangi keterlibatan di sektor batubara termal, ADRO dapat fokus pada diversifikasi energi yang lebih ramah lingkungan, seperti energi terbarukan (EBT). Selain itu, pengurangan eksposur terhadap batubara bisa membantu ADRO mengelola risiko yang muncul dari ketidakpastian di pasar batubara global, seperti fluktuasi harga dan perubahan regulasi.

"Meskipun ada tekanan, namun secara prospek jangka panjang kami melihat ini sesuatu yang sangat baik, apalagi energi terbarukan juga mulai bersemi dan menjadi salah satu perhatian untuk menuju Net Zero Emission di masa yang akan datang," paparnya.

Di sisi lain, Arinda juga tak menepis adanya ketidakpastian dari perubahan arah bisnis ADRO. Karena memang, prospeknya juga akan tergantung dari keberhasilan perseroan dalam membangun bisnis baru yang bisa menggantikan peran AAI.

Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas turut menyoroti prospek ADRO yang akan turun terlebih dahulu setelah menjual AAI dalam jangka menengah. Namun, ia juga menilai hal tersebut sudah dipertimbangkan manajemen ADRO.

Baca Juga: Menakar Prospek Emiten Pembagi Dividen dan Saham Rekomendasi Analis

Sementara itu, alih fokus ke bisnis EBT dinilai menjadi langkah yang tepat seiring target bauran EBT terus meningkat. "Secara prospek jangka panjang menarik karena secara prospek bisnis energi terbarukan terus mengalami pertumbuhan," sebutnya.

Arinda melanjutkan, untuk jangka pendek segmen batubara ADRO masih akan menjadi kontributor utama pendapatan. Perlu diingat, ADRO memiliki investasi dalam pertambangan batubara metalurgi melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

Terlebih dia melihat batubara metalurgi, yang digunakan dalam industri baja, masih memiliki permintaan tinggi, khususnya di Asia. "Dengan pertumbuhan industri infrastruktur dan manufaktur di wilayah tersebut, segmen ini dapat menjadi salah satu pendorong utama pendapatan ADRO, menggantikan peran batubara termal," terangnya.

Baca Juga: Simak Prospek Emiten yang Menggelar Aksi Akuisisi

Dus, Arinda berpendapat hal ini bisa membantu ADRO mempertahankan posisinya di pasar batubara yang tersisa. "Terutama di tahun mendatang yang mana permintaan batubara diharapkan akan mengalami kenaikan," lanjutnya.

 

Lalu untuk jangka menegah akan bergeser menjadi segmen pengolahan mineral, yang dikelola ADMR. Pilarmas Investindo berpandangan segmen ini memiliki potensi besar, terutama karena Indonesia tengah mendorong hilirisasi mineral untuk meningkatkan nilai tambah.

"ADRO dapat memanfaatkan peluang ini dengan memperluas bisnis pengolahan mineral seperti smelter atau produk bernilai tambah lainnya dari bahan tambang," katanya.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Adaro Energy (ADRO) di Tengah Prospek Kenaikan Harga Batubara

Selain itu, ADRO juga memiliki infrastruktur dan utilitas pendukung, seperti infrastruktur transportasi dan pelabuhan yang mendukung distribusi batubara dan mineral. Meski kontribusi pendapatannya cenderung mini, sektor ini dinilai dapat menyediakan pendapatan tambahan yang stabil, terutama jika ADRO memperluas layanan logistik dan infrastruktur yang ada.

Baru kemudian di jangka panjang kontributor utama dari EBT. Arinda mengatakan, ADRO sudah mulai mendiversifikasi ke sektor EBT, seperti proyek-proyek energi surya dan angin.

Seiring dengan transisi global menuju energi bersih, segmen tersebut dinilai berpotensi menjadi sumber pendapatan baru yang berkembang pesat dalam jangka panjang.

Bicara batubara, analis NH Korindo Sekuritas Axell Ebenhaezer mencermati, kinerja ADRO masih cukup tangguh di tengah fluktuasi harga. Hal ini seiring dengan peningkatan volume produksi perseroan yang meningkat.

Pada semester I-2024, ADRO mencatatkan pertumbuhan produksi sebesar 7% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi 35,74 juta ton. "Hal ini tercermin juga dari volume penjualan perusahaan yang meningkat 7% YoY dari 32,62 juta ton menjadi 34,94 juta ton," sebutnya.

Baca Juga: Prospek Nikel Masih Loyo, Cermati Catatan & Rekomendasi Analis Berikut

Apalagi ADMR turut menggenjot produksinya. Analis Sinarmas Sekuritas, Axel Leonardo menuturkan produksi batubara ADMR tumbuh 17% YoY menjadi 3 juta ton.

Menurutnya, jika laju saat ini terus berlanjut, perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mencapai total produksi 6 juta ton pada akhir tahun ini, lebih cepat dari target awal yang ditetapkan untuk tahun 2025.

"Kami yakin bahwa perusahaan akan mempertahankan produksi ini di kuartal-kuartal mendatang, terutama dengan pembangunan infrastruktur yang sedang berlangsung seperti jalan angkut dan konveyor pemuatan tongkang kedua. Hal ini akan meningkatkan kapasitas pemuatan menjadi 3.000 ton per jam," papar Axel.

Baca Juga: Saham-Saham yang Diuntungkan di Tengah Pelemahan Rupiah dan Rekomendasi Analis

Sementara itu, rasio pengupasan sedikit meningkat menjadi 3,5 kali, sehingga rata-rata untuk semester I 2024 menjadi 3,5 kali. Tingkat rasio pengupasan ini masih sejalan dengan target tahunan sebesar 3,6 kali.

Dari berbagai hal itu, seluruh analis memberikan rating hold ADRO. Adapun Arinda memasang target harga di Rp 4.000 dan Sukarno di Rp 4.050. Sementara analis BNI Sekuritas, Aurelie Amanda memasang target harga di Rp 3.900.

"Namun tetap batasi risiko jika kembali cenderung bergerak melemah," tutup Sukarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×