Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergerak konsolidasi pada perdagangan besok. Pasalnya, indikator teknikal masih menunjukkan sinyal bervariasi.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securitas mengatakan, secara teknikal bergerak false break pada bullish trend dan terlihat whipsaw pada MA50 support level meskipun dengan pergerakan bearish yang terlihat pada stochastic.
Pergerakan indikator MACD pun masih terkonsolidasi negatif sehingga perkiraan pergerakan IHSG pada perdagangan selanjutnya masih akan cenderung mixed dengan range pergerakan 4.820-4.900. "Saham-saham yang dapat dicermati di antaranya AKRA, ASII, BBCA, BDMN, EXCL, GJTL, MAPI." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Rabu (27/4).
Pada perdagangan hari ini, IHSG melawan arus tekanan bearish bursa Asia dengan ditutup berhasil rebound +31.56 poin sebesar +0.66% di level 4845.66 dengan volume moderate. Lanjar bilang, penguatan saham HMSP mampu mengirim IHSG lebih kuat dikarenakan bobot pemberat pada indeks untuk saham ini cukup besar. Rencana stock split HMSP dengan ratio 1:25 membuat investor antusias.
Selain itu aksi reboundnya saham-saham perbankan setelah mengalami koreksi mampu membuat indeks sektor keuangan memimpin penguatan meskipun investor lokal yang lebih mendominasi dan investor asing masih terlihat melanjutkan aksi jual bersih sebesar 365.96 Miliar rupiah.
Sedangkan Bursa Asia ditutup mayoritas melemah pasar treasuri kembali naik setelah permintaan akan aset beresiko rendah kembali meningkat menanti pertemuan The Fed yang akan membahas perkembangan ekonomi AS dan keputusan suku bunga. Apple Inc membukukan penurunan pendapatan kuartalan pertama sejak satu dekade membuat maraknya aksi jual pada saham Apple dan beberapa emiten pemasok di Jepang dan China.
Adapun Bursa Eropa dibuka terkonsolidasi kecenderungan mengarah pada penguatan. Aksi tunggu pertemuan the Fed membuat nilai tukar Euro menguat selain itu Penguatan harga minyak mentah akibat turunnya persediaan AS hingga 1.1 juta barel pekan lalu mampu menjadi sentimen positif.
Menurut Lanjar, data ekonomi selanjutnya yg akan menjadi fokus investor diantaranya hasil pertemuan BOJ membahas kebijakan ekonomi jepang, tingkat kepercayaan konsumen di Eropa, dan data GDP AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News