Reporter: Benedicta Prima, Dityasa H. Forddanta | Editor: Noverius Laoli
Namun, karena penurunan tersebut tidak rasional, sifatnya hanya sementara. Artinya, masih ada optimisme di bursa saham. Saran Sem, jangan agresif dan tergoda saham gorengan. Selain itu, jangan terlalu rakus dan mengincar profit taking terlalu tinggi.
Jangan lupa juga selalu membatasi penurunan sebesar 5% untuk cut loss. "Jangan ambil saham yang harganya sudah setinggi monas. Ini yang dimaksud risiko dibatasi tapi cuan jangan dibatasi," terang Sem.
Investor lain, Soeratman Doerachman, juga menanggapi santai fluktuasi pasar saat ini. Pria yang akrab disapa Eyang Ratman ini menilai, kondisi saat ini dapat menjadi peluang bagi trader.
Baca Juga: Direktur Sarimelati Kencana Jeo Sasanto baru berani investasi saham setelah IPO PZZA
Sementara investor seharusnya tidak perlu khawatir dengan kondisi pasar saat ini. Dengan syarat portofolio investasi diisi saham emiten dengan fundamental bagus.
Ratman juga memanfaatkan penurunan IHSG untuk berburu saham. "Jujur saya justru buy on panic selling, karena saya yakin kemarin semua panik karena ada PSBB," jelas dia. Ia mengaku membeli dua saham, namun tidak membeberkan saham apa.
Strategi Ratman, bila investor masuk saat pasar berdarah, investor perlu menyiapkan mitigasi. Salah satunya dengan membeli saham dari perusahaan bagus yang harganya berada di bawah nilai wajar (undervalue). "Jadi kalau harganya turun lagi tidak masalah, karena jangka panjang masih bagus," ujar dia.