kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak kata analis soal lima emitan yang peringkatnya dipangkas oleh Moody's


Rabu, 01 April 2020 / 17:12 WIB
Simak kata analis soal lima emitan yang peringkatnya dipangkas oleh Moody's
ILUSTRASI. Petugas kebersihan melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3/2020). Simak kata analis soal lima emitan yang peringkatnya dipangkas oleh Moody's. ANTARA FOTO/Muhamm


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Moody’s International Service memangkas peringkat PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Gajah Tungal Tbk (GJTL), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dan PT Pan Brothers Tbk (PBRX).  Prospek kelima emiten tersebut menjadi negatif.

Pemangkasan prospek dan peringkat kelima emiten tersebut juga berkaitan dengan kondisi pasar yang tengah tertekan wabah Covid-19. 

Baca Juga: Mata uang alias cash jadi investasi paling moncer di kuartal I-2020

Rating dan prospek Alam Sutera dan Gajah Tunggal dipangkas karena eksposure keduanya terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) cukup besar di tengah pelemahan Rupiah saat ini.

MEDC dan BUMI juga berkaitan dengan pelemahan harga komoditas, ditambah BUMI masih perlu menyelesaikan utangnya. Sementara PBRX dinilai tidak memiliki cukup dana untuk membayar utang karena terhambat kondisi pasar yang tengah bergejolak baik global maupun regional.

Analis Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio menjelaskan saat ini price earning ratio (PER) kelimanya memang relatif murah, namun PER murah tersebut bukan karena kinerja yang cemerlang melainkan lebih karena anjloknya harga saham. 

Pasalnya saat ini mayoritas bisnis berpotensi anjlok dipengaruhi tekanan krisis kesehatan global yaitu pandemi Covid-19. “Fundamental emiten terkikis dengan melambatnya ekonomi saat ini,” jelas Bertoni kepada Kontan, Rabu (1/4).

Baca Juga: IHSG ditutup jatuh 1,61% ke 4.466,03 pada perdagangan Rabu (1/4)

Adapun saat ini PER Alam Sutera sebesar 7,21 kali, Gajah Tunggal 5,41 kali, Bumi Resources 2,38 kali, Medco Energi 18,7 kali dan Pan Brothers 4,58 kali.

Dus, Bertoni memproyeksikan selama Covid-19 belum bisa diatasi emiten-emiten bisa mengalami penurunan pendapatan, peningkatan beban operasi yang tinggi, tidak ada ekspansi dan laba bakal tertekan. 

Maka, lanjut Bertoni, perlu sentimen yang kuat untuk bisa mendorong pasar bergerak naik yaitu perlambatan jumlah kasus Covid-19, penguatan Rupiah terhadap Dollar AS dan stimulus dari pemerintah.

Baca Juga: IHSG berbalik turun pada perdagangan sesi II Rabu (1/4)

Adapun, dari lima emiten tersebut, Bertoni melihat saham ASRI masih cukup defensif di tengah tekanan pasar. 

Alasannya, beban operasional ASRI tidak terlalu tinggi. Dia merekomendasikan beli di saat IHSG menyentuh level terendah dengan target harga ASRI Rp 300. Adapun saat ini harga ASRI di level Rp 104. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×