CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Mata uang alias cash jadi investasi paling moncer di kuartal I-2020


Rabu, 01 April 2020 / 16:32 WIB
Mata uang alias cash jadi investasi paling moncer di kuartal I-2020
ILUSTRASI. Aktivitas warga saat menukarkan uang di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (7/2/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot pada Jumat (7/2/2020) mengalami pelemahan. Rupiah ditutup pada l


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cash is the king menjadi prinsip investasi para pemodal di kuartal I tahun ini bukan isapan jempol semata. Ini terbukti dari hasil kinerja portofolio investasi berbasis mata uang menjadi mencatatkan imbal hasil alias return paling tinggi. 

Beberapa mata uang populer seperti dollar Amerika Serikat (AS), dollar Singapura dan euro mencatatkan return  double digit di kuartal I-2020. Dari ketiga mata uang tersebut return tertinggi mata uang dicatatkan oleh dollar AS yang menguat 17,62%. Euro juga menguat 15,12% terhadap rupiah ke Rp 17.906 per euro pada akhir kuartal I tahun ini. Dollar Singapura juga menguat 11,22% ke Rp 11.465 per dollar AS. 

Tak hanya itu, logam mulia keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga berhasil naik paling tinggi diantara investasi lain yakni 21,26%. Kenaikan harga logam mulia Antam ini tidak seimbang dengan penguatan harga emas di bursa Comex hanya naik 3,97% dalam tiga bulan. 

Ibrahim Direktur TRFX Garuda Berjangka mengatakan penguatan harga emas logam mulia lantaran pelemahan rupiah yang cukup dalam. Tak heran, emas batangan milik Antam terlihat naik paling kencang. 

Instrumen investasi yang memiliki nasib paling buruk dialami oleh saham. Jika menggunakan acuan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah anjlok 27,95 di triwulan I tahun ini. Pelemahan tersebut disinyalir efek dari kekhawatiran pasar atas potensi resesi ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid 19). 

Jika di akhir tahun 2019 pelaku pasar beralih ke instrumen pasar modal yang lain seperti obligasi karena kisruh investasi saham Jiwasraya, Minna Padi dan lainnya. Tapi kini akibat virus corona instrumen investasi berisiko banyak dihindari. Tak ayal indeks obligasi pemerintah (IDMA) turun 8,51% di kuartal I tahun ini.  

Kinerja Portofolio Aset Investasi  (Sumber: Bloomberg, logammulia, diolah KONTAN) 

Jenis investasi Harga per akhir 2019 Harga 31 Maret 2020 Return Ytd (%)
Logam mulia (per gram) Rp 762.000 Rp 924.000 21,26
Dollar terhadap Rupiah  Rp 13.866 16.310 17,62
Dollar singapura terhadap rupiah  Rp 10.308 Rp 11.465 11,22
Euro terhadap rupiah  Rp 15.553,76 Rp 17.906 15,12
Emas di Bursa Comex (ons troi)  US$ 1.535,10 US$ 1.596 3,97
Obligasi pemerintah (IDMA) 101,82 93,16 (8,51)
Obligasi korporasi (Indobex Corporate Bond) 299,77 299,31 (0,15)
IHSG 6.299,51 4.538,93 (27,95)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×