kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Agenda Bisnis Bentoel Internasional Investama (RMBA) pada Tahun 2022


Kamis, 28 Juli 2022 / 07:15 WIB
Simak Agenda Bisnis Bentoel Internasional Investama (RMBA) pada Tahun 2022


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) memasukkan agenda peningkatan kapabilitas ekspor dalam prioritas bisnis di 2022. Dengan ini, manajemen RMBA mengakui sedang menggodok rencana untuk meningkatkan nilai ekspor. 

Direktur Bentoel Internasional Investama, Dinar Shinta Ulie mengatakan perusahaan menunjukkan komitmennya untuk mendukung peningkatan ekonomi dan program-program pemerintah dengan melakukan ekspor baik dalam bentuk rokok maupun tembakau dan terus memperkuat posisi sebagai pusat ekspor produk multi-kategori bagi British American Tobacco (BAT) Group. 

“Pada tahun 2021, Perseroan telah berhasil melakukan ekspor produk berkualitas tinggi ke 23 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah yang nilainya mencapai Rp 2,7 triliun. Pencapaian ini tentunya turut memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan, ekspor negara, dan pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (27/7). 

Secara umum, Dinar melihat bahwa tahun 2022 masih menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri tembakau selain disebabkan kenaikan tarif cukai dan Harga Jual Eceran (HJE), kurangnya tingkat prediktabilitas peraturan, meningkatnya perdagangan rokok ilegal serta minimnya insentif untuk mendorong investasi telah memberikan tekanan yang besar bagi industri tembakau secara keseluruhan. 

Baca Juga: Jelang Delisting, Bentoel (RMBA) Mencatatkan Laba Rp 4,29 miliar di Kuartal I 2022

“Perseroan berharap agar Pemerintah lebih memperhatikan keberlanjutan industri tembakau melalui regulasi yang berimbang bagi seluruh pemangku kepentingan. Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, kami yakin bahwa kami akan terus berperan aktif dalam perekonomian Indonesia menciptakan nilai dan masa depan yang lebih baik bagi semua pemangku kepentingan,” 

Kendati ada banyak tantangan, Dinar menjelaskan bahwa RMBA memiliki beberapa agenda prioritas di 2022 di mana salah satunya meningkatkan kapabilitas ekspor untuk mendukung program pemerintah.  

Presiden Direktur Bentoel Internasional Investama, William Lumentut menambahkan, ekspor merupakan salah satu pilar utama di Bentoel Internasional Investama. Maka itu, pihaknya sampai dengan saat ini menggodok lebih lanjut agenda bisnis terkait ekspor. Dia bilang, RMBA juga terus melakukan eksplorasi produk baru dan negara yang dituju. 

“Kami ingin meningkatkan agenda utama yakni meningkatkan nilai ekspor. Namun, untuk perincian target ekspor kami belum bisa merilis lebih lanjut saat ini. Yang terang, kami mengerjakan yang terbaik untuk memberikan benefit bagi Indonesia sebagai negara pengekspor juga bagi perusahaan untuk generate revenue alternative lewat ekspor,” paparnya. 

Baca Juga: Bentoel Internasional Investama (RMBA) Harapkan Proses Delisting Rampung di 2022

Selain meningkatkan kapabilitas ekspor, agenda prioritas lain yang akan dilakukan di 2022 ialah meningkatkan nilai rokok tradisional hingga menstimulasi indera generasi dewasa baru dengan inovasi, produk kelas dunia, dan produk dengan risiko lebih rendah. 

Sebelumnya, pada 2020 Bentoel meluncurkan VELO, kantong nikotin modern oral all-white untuk para perokok dan pengguna nikotin dewasa. Informasi saja, dengan menggunakan produk ini konsumen hanya perlu untuk menempatkan kantong nikotin all-white tersebut di antara bibir dan gusi atas, lalu nikotin akan terserap melalui gusi. 

Direktur Bentoel Internasional Investama, Thomas Christian mengatakan bahwa penjualan VELO di 2021 cukup baik bahkan tumbuh empat kali lipat. Meski dapat penerimaan yang cukup baik, Thomas memaparkan ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri rokok tidak berasap (smokeless) di Indonesia. 

“Di Indonesia industri smokeless belum cukup diterima karena konsumen belum ada kebutuhan secara langsung untuk mengurangi asap ke produk tanpa asap,” ungkapnya. 

Di sisi lain, dia melihat bahwa ada juga tantangan dari sisi regulasi yang belum mendukung dan juga kondisi situasi. 

 

Sampai dengan kuartal I 2022, RMBA mencatatkan penjualan turun 18,04% yoy dari yang sebelumnya Rp 2,22 triliun di kuartal I 2021 menjadi Rp 1,82 triliun. Pada periode ini, produsen rokok ini berhasil menekan beban pokok penjualan 24,64% yoy menjadi Rp 1,48 triliun. Alhasil laba kotor RMBA tumbuh 32,04% menjadi Rp 342,5 miliar. 

Dengan begitu, setelah dikurangi beban-beban dan pajak, RMBA dapat mempertahankan laba bersih senilai Rp 4,29 miliar dari yang sebelumnya atau pada kuartal I 2021 mencatatkan rugi bersih Rp 20,27 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×