kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak 5 isu yang sayang jika dilewatkan hari ini!


Rabu, 21 Mei 2014 / 06:15 WIB
Simak 5 isu yang sayang jika dilewatkan hari ini!
ILUSTRASI. Beberapa kapal PIS seperti MT Gamsunoro, MT Sanggau, MT Gede, MT Galunggung, MT Gamkonora, MT Gunung Geulis, MT Gamalama, MT Panderman, telah melayani rute internasional dimana sebelumnya diutilisasi untuk domestik.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang layak disimak pada pagi ini:

- Jokowi-JK dijagokan pelaku bursa saham

Kepastian pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan berlaga di pemilu presiden, 9 Juli nanti, tak kuasa mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Malah, aksi ambil untung di pasar modal berlanjut. Alhasil, indeks pun terjungkal ke bawah level 5.000.

Kemarin, indeks saham longsor 2,37% ke level 4.895,96. Meski harga saham tertekan, lagi-lagi investor asing masih membukukan pembelian bersih senilai Rp 508,67 miliar. Total jenderal, di tahun ini, asing sudah membukukan net buy Rp 41,18 triliun.

Kata analis, indeks melemah lantaran pasar melihat pertarungan pemilu presiden antara Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla, dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bakal sengit. Kini, kedua pasangan itu memiliki kans sama besar. Terlebih setelah dukungan partai politik ke Prabowo-Hatta menguat.

Pasar khawatir, kans Jokowi memenangkan pemilu presiden menipis. Maklum, Andy Ferdinand, Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas menyebutkan, Jokowi adalah calon presiden idola pasar.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan KONTAN terhadap 20 analis pasar modal, mayoritas para analis memang mengharapkan Jokowi-JK memenangkan pemilu presiden (lihat infografik). Di mata analis, masing-masing pasangan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalau pun Jokowi-JK terpilih akan kesulitan mewujudkan program-programnya lantaran dukungan politik di legislatif kurang.

"Koalisi yang dibangun Partai Gerindra akan membebani Jokowi apabila ia maju sebagai presiden," kata Ibnu Anjar Widodo, Kepala Riset Henan Putihrai. Sebaliknya, Prabowo-Hatta lebih mudah menjalankan program-programnya apabila menang. Sebab pasangan ini menguasai 52% kursi DPR.

- Pemerintah serap lelang sukuk Rp 670 miliar

 Pemerintah menyerap lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara sebesar Rp 670 miliar. Nilai ini kurang dari separuh dari target indikatif pemerintah atau setara 44,6%. Padahal, total penawaran yang masuk dari peserta lelang mencapai Rp 3,05 triliun.

Dari empat seri yang dilelang, pemerintah hanya memenangkan dua seri yakni PBS003 (tenor 13 tahun) dan PBS005 (tenor 29 tahun). Masing-masing nominal yang dimenangkan seri tersebut sebesar Rp 190 miliar dan Rp 490 miliar. Sedangkan dua seri lainnya yang tidak dimenangkan pemerintah yakni SPN-S07112014 yang total penawarannya mencapai Rp 2,23 triliun dan seri PBS006 yang jumlah penawarannya sejumlah Rp 107 miliar.

Global Markets-Financial Analyst Manager PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Anup Kumar mengatakan minimnya nominal yang dimenangkan pemerintah pada lelang sukuk kemarin terbilang wajar. Sebab, Kumar mengatakan pemerintah masih bisa mengadakan lelang obligasi konvensional sebanyak tiga kali dan lelang sukuk dua kali pada sisa kuartal II ini.

“Target penerbitan surat utang pada kuartal II sebanyak Rp 66 triliun. Sedangkan pemerintah sudah menerbitkan sebanyak Rp 40,5 triliun atau setara 61,3% dari target. Pemerintah hanya kurang Rp 25,5 triliun,” ujar Kumar, Selasa (20/5).

- Posisi rupiah

Perdagangan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ditutup melemah pada Selasa (20/5). Di pasar spot, pasangan USD/IDR naik 0,79% dibandingkan hari sebelumnya menjadi 11.441.

Begitu pula dengan kurs tengah Bank Indonesia (BI). Nilai tukar rupiah melemah sebesar 0,62% menjadi Rp 11.490 per dollar Amerika Serikat.

Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pelemahan rupiah lebih didominasi faktor politik dalam negeri. Menurutnya, pelaku pasar kurang merespons positif atas deklarasi dua pasang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Sebab, kedua pasang capres dan cawapres ini dianggap memiliki peluang sama besar. “Ketidakpastian politik pasca deklarasi pasangan capres dan cawapres kian tinggi. Dalam hal ini tidak menguntungkan bagi rupiah,” ujar Reny, Selasa (20/5).

Selain faktor domestik, Reny menyatakan faktor eksternal juga belum mendukung kinerja rupiah. Pelaku pasar masih menunggu data penjualan rumah baru di Amerika Serikat dan data indeks kepercayaan konsumer. Kedua data tersebut diprediksi membaik sehingga mendepresiasi rupiah.

- Posisi IHSG

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melorot setelah situasi politik dalam negeri makin jelas. Pada penutupan perdagangan, Selasa (20/5), indeks bursa melorot cukup tajam yakni 2,37% menjadi 4.895,99.

Sebanyak 251 saham mengalami penurunan harga. Sisanya 59 stagnan dan 69 naik.

Saham-saham top losers yakni PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) yang melorot 11,76% menjadi Rp 300 per saham, PT Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) yang anjlok 10,43% menjadi Rp 206 per saham dan PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO) yang turun 8,82% menjadi Rp 103 per saham.

- Posisi Wall Street

Bursa AS ditutup memerah pada akhir transaksi tadi malam (20/5). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,7% menjadi 1.872,83. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 0,8% menjadi 16.374,31.

Penurunan juga terlihat pada indeks Russell 200 yang tergerus 1,5%. Transaksi tadi malam melibatkan 5,7 miliar saham atau lebih rendah 13% ketimbang volume transaksi rata-rata tiga bulanan.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Staples Inc yang anjlok 13%, Urban Outfitters terpangkas 8,8%, dan Caterpillar Inc mencatatkan penurunan terbesar di saham-saham berbasis industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×