Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. PT Siloam International Hospitals (SILO) segera tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha Grup Lippo ini telah menetapkan harga initial public offering (IPO) sebesar Rp 9.000 per saham. Harga ini merupakan batas bawah dari kisaran harga penawaran yang ada di level Rp 9.000 hingga Rp 9.500 per saham. Kelak, Siloam akan menyandang kode saham SILO.
Dengan melepas 156,1 juta saham, Siloam bisa mengantongi dana Rp 1,40 triliun dari IPO tersebut. Presiden Direktur Siloam, Gershu Paul bilang, pihaknya telah roadshow ke beberapa negara semisal Singapura, Hong Kong, serta London, untuk menjajaki minat investor. Ia mengklaim, minat terbesar berasal dari investor institusi asal Amerika Serikat dan afiliasinya yang menyatakan akan memborong 49,1 juta saham atau 31,5% dari keseluruhan saham yang ditawarkan.
Gershu yakin, IPO Siloam akan mendulang sukses meski kondisi pasar tengah bergejolak. "Dengan dukungan dari para pemegang saham yang luas, kami memberikan komitmen terbaik,” jelas Gershu, Selasa (3/9).
Dalam penawaran global ini, Siloam dibantu Goldman Sachs dan Credit Suisse sebagai lead underwriters dan global book runners. Sementara CLSA, CIMB, dan Ciptadana Securities menjadi co-lead managers.
Asal tahu saja, sebelumnya Siloam menawarkan harga IPO di kisaran Rp 11.200 hingga 14.200 per saham. Namun, karena kondisi pasar yang volatil, Siloam memutuskan mengurangi jumlah dan harga sahamnya.
Bukan cuma itu, jumlah saham opsi penjatahan lebih (over allotment option) bagi agen stabilisasi juga dipangkas dari 23,25 juta menjadi 5,9 juta saham atau setara 3,8% dari total saham yang ditawarkan.
Dari hasil IPO itu, Siloam akan menggunakan 39% untuk membeli peralatan medis, perluasan rumahsakit dan pembangunan rumahsakit baru. Lalu, 35% lainnya, untuk membayar sebagian utang Siloam kepada induknya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Adapun sisanya, sebanyak 26% bakal dialokasikan untuk membiayai akuisisi rumahsakit, operator rumahsakit atau perusahaan healthcare.
IPO Siloam ini akan menjadi salah satu IPO besar di semester II-2013. Selain Siloam, ada PT Sido Muncul yang target nilai emisi IPO sekitar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun.
Pegang jangka panjang
Analis Sucorinvest Central Gani, Achmad Yaki berpendapat, dengan harga IPO sebesar Rp 9.000 per saham, rasio harga berbanding laba bersih per saham atau price to earning ratio (PER) Siloam berkisar 62 kali hingga 65 kali. PER ini lebih mini dari PER emiten rumahsakit lain, yakni PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) yang sudah sebesar 96 kali.
Meski diklaim mendapat dukungan investor asing, Achmad tidak terlalu yakin, investor ritel akan banyak menyerap saham Siloam. "Karena dilihat dari nilainya, masih cenderung tinggi bagi pemodal ritel," tuturnya.
Menurut Achmad, Siloam memang sudah seharusnya menurunkan harga IPO. Sebab, dengan kondisi pasar yang tidak menentu, sulit mencuri perhatian pasar. "Dengan diturunkan harganya, maka jauh terlihat realistis," tegasnya.
Dari sisi fundamental, saham Siloam cukup menarik mengingat prospek pertumbuhannya yang bagus, ditopang pertumbuhan penduduk dan produk domestik bruto Indonesia yang tinggi. Jika tertarik, Achmad menyarankan investor mengapit Siloam untuk jangka panjang.
Siloam telah mendapat pernyataan efektif IPO, 2 September lalu. Periode penawaran ritel dilangsungkan pada 4-6 September 2013. Pencatatan saham Siloam akan berlangsung pada 12 September 2013 nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News